CATATAN TRAVELER - Salah satu hal yang membuatku bersyukur menjadi warga negara Indonesia dan tinggal di Indonesia adalah kulinernya. Masing-masing daerah punya makanan khas. Kalau ikan naniura atau sashimi khas Toba berasal dari Sumatera Utara, maka pempek atau fish cake berasal dari Palembang. Dua jenis kuliner daerah ini adalah makanan khas kesukaanku.
ANEKA menu khas Palembang yang disajikan di Pempek 158. F Chahaya Simanjuntak/catatan traveler
OK!!! Mari fokus ke pempek. Dimana terucap Pempek, di situ kata Palembang mengikuti. Ya karena memang asalnya dari provinsi yang terkenal dengan jembatan amperanya itu dong.
Penganan ini, bahan utamanya terbuat dari tepung, dan ikan tenggiri atau ikan gabus yang sudah dihaluskan. Ada dua pilihan, direbus dan digoreng. Memakannya, wajib dengan cuko atau kuah hitam yang rasanya asam, manis, dan pedas. Ketika pempek dan cuko menyatu di mulut, rasanya gurih tapi menyegarkan. Hal inilah yang saya rasakan ketika mencicip pempek campur di Pempek 158 di kawasan Nagoya Thamrin Food Market.
PENULIS dengan beragam pilihan menu di Pempek 158. Ada tekwan, pempek campur, rujak mie, hingga lenggang. F AW/Dokumentasi pribadi.
Di Pempek 158 ini, beragam jenis pempek dijual. Mulai dari pempek lenjer, pempek kapal selam, dan lenggang. Kalau kamu ingin menikmati semua jenis pempek itu dalam satu piring, pilih saja menu pempek campur.
Di sini juga, kalau kamu beruntung, bisa mendapatkan pempek pistel. Pempek yang isiannya dengan tumis pepaya muda dicampur dengan ebi. Pempek pistel ini menjadi salah satu favoritku di sana. Mengapa? karena rasanya yang gurih dan sensasi wangi yang membekas di mulut.
Pempek 158 ini bukan sembarang pempek. Sudah terbukti sejak berdiri, 16 tahun lalu. Tepatnya di 15 Agustus 2008. Pendirinya adalah wong kito galo atau warga Palembang asli. Jadi, seluruh menu yang dihadirkan berasal dari resep turun-temurun keluarga, yang artinya ini pempek original.
Tekwan. F Chahaya Simanjuntak/catatan traveler. Pempek campur. F Chahaya Simanjuntak/catatan traveler.
Sudah mengenal beberapa jenis pempek. Sudah sering memakannya juga. Cuma, karena belum pernah memakan langsung di daerah asalnya, maka saya pun penasaran untuk mengetahui bagaimana cara orang Palembang memakan pempek ini?
Ternyata, ada tiga cara makan pempek ala pemilik Pempek 158, yakni:
- Cara Pertama: Pempek dicocol ke cuko, lalu dimakan.
- Cara Kedua: Pempek langsung disiram cuko, lalu dimakan.
- Cara ketiga: Pempeknya dimakan terlebih dulu, baru cukonya diminum atau diseruput setelahnya.
Saya pun mencoba ketiga cara itu. Cara yang ketiga membuatku tertawa karena butuh effort banget dan rawan keselek. Haha...
Saya kembali ke cara kedua. Menikmati pempek berkuah cuko. Pilihan yang pas dari sejak awal kenal pempek hingga sekarang, itu sudah.
Lenggang. F Chahaya Simanjuntak/catatan traveler
Oh ya,selain aneka menu pempek, di stal ini juga tersedia juga menu khas Palembang lainnya seperti tekwan, rujak mie, dan model, serta kerupuk khas Palembang. Selain makan di tempat, aneka menu di sini juga bisa dijadikan oleh-oleh.
SUASANA pengunjung di depan stand Pempek 158 di Nagoya Thamrin Food Market. F Chahaya Simanjuntak/catatan traveler.
Sekedar informasi, Pempek 158 ini pertama kali buka di Ruko Puri Legenda, lalu pindah ke Ruko Purimas Batamcenter, hingga akhirnya buka stand di Kompleks Superblok Nagoya City, Thamrin Foodmarket Stand I 27. Buka setiap hari mulai pukul 10.00 - 22.00 WIB. (*)
No comments:
Post a Comment