Tuesday, October 29, 2019

Refreshing ke Tiga Pulau Kecil di Batam


AWAL tahun 2018 lalu, saya mendapat penugasan luar kota selama tiga bulan. Saya diperbantukan di kantor grup di Jakarta. Sampai awal April saya di sana. Di setiap suasana baru pekerjaan, meski hanya sementara, tetap butuh penyesuaian, sosialisasi dan pengenalan. Jakarta bagiku adalah momok. Tekanannya tinggi sekali. Saya mencintai sekaligus membencinya dalam waktu yang bersamaan.

Tiga bulan bertugas di Jakarta. Mess di Kebun Jeruk, berkantor di Kebayoran Lama. Laporan ke Gedung Graha Pena. Bolak-balik ke tiga tempat itu hampir tiap hari kulakukan. Sesekali kala off, saya refreshing. Entah itu mengunjungi pusat perbelanjaan, hunting foto di sekitar monas, atau mengunjungi rumah adik di kawasan Jakarta Timur, atau sekedar meet up bareng dengan teman-teman atau ibadah bareng.
Pulau Galo Laut
Kerinduan akan Batam sangat terasa di tiga bulan berjalan tersebut. Makin menjadi kala menghadapi macet yang hampir setiap hari di ibu kota. Di Batam, tak ada macet. Macet terjadi itu cuma pas jam-jam tertentu, yakni pukul 07.00 WIB di pagi hari, atau pukul 17.30 WIB di sore hari. Kala para pekerja berangkat atau pulang ke rumah masing-masing. Itu pun di titik tertentu. Itulah salah satu alasan mengapa saya suka Batam.

Alasan lainnya, adalah karena banyaknya pulau-pulau kecil yang indah di sekitar Batam yang hanya bisa dieksplorasi secara bebas apabila menyewa satu kapal kayu bertenaga mesin (kami menyebutnya pompong) sepanjang hari.

Kepada rekan-rekan komunitas perjalanan, saya mengungkapkan kerinduanku. "Nanti saat saya kembali ke Batam, saya mau islands hopping. Refreshing ke pulau-pulau kecil di Batam. Saya kangen bau laut dan menginjak pantai yang pasirnya beraneka jenis itu".

Batam bagiku kini, tak hanya sekedar tempat merantau. Namun, ini telah menjadi rumah keduaku. Yang selalu memberi pengalaman baru setiap saat. Kalau orang melihat Batam sebagai pulau transit terdekat dengan Singapura dan Johor Bahru di Malaysia, atau sekedar surga wisata belanja dengan harga murah, bagiku, lebih dari situ. Batam itu juga kepingan surga. Pulau-pulau di sekitarnya menawarkan keindahan ala kepingan surga itu.

Sebut saja, Pulau Galo Laut. Menuju pulau ini, saya bersama empat rekan, bang Bagir, Kak Rina, Ido dan mak Asih berangkat dari Pelabuhan Jembatan dua Barelang, Narasinga. Butuh sekitar 30 menit menuju pulau ini. Pulau ini dari kejauhan sangat indah. Rerimbunan hijau dengan barisan pohon nyiur di pinggiran pantainya. Pompong kami mendekat. Namun, karena laut saat itu tengah surut, banyaknya akar gambut kecil membuat pompong tak bisa bersandar. Kami harus turun di tengah laut dan berjalan kaki ke pulau tersebut.

Pulau ini tak berpenghuni. pasir pantainya juga sangat kasar dan sakit di kaki. Usut punya usut, setelah kami perhatikan, sebagian besar pasir di pulau ini terbentuk dari serpihan cangkang kerang, terumbu karang, atau juga kerangka renik laut dan serpihan batu-batu di sekitarnya.
Pulau Bukit.

Pulau Bukit
Selain ke sini, kami juga mengunjungi Pulau Bukit. Pulau ini pulau berbukit. Bisa trekking di kawasannya. Banyak mangrove, dan terpenting, pasir pantainya halus sekali. Di sini, kami mengisi waktu dengan piknik ala-ala. Masak teh, makan bekal yang dibawa dari Batam sembari bincang-bincang tentang banyak hal. Mulai dari perjalanan hingga tema berat menjadi bahan perbincangan.

Serunya perbincangan tersebut membuat kami lupa waktu, hingga tak sadar, matahari sudah di atas puncak kepala. Kami memilih melanjutkan perjalanan, yakni ke pulau ke tiga, Pulau Laut. Pulau ini konon katanya sudah dibeli oleh seorang dokter senior di Batam. Menjadi pulau pribadinya. Di sana sudah ada bangunan permanen, pelantar beton yang tengah dibangun. Pulau ini dikelilingi pantai berpasir putih yang sejuk. Rerimbunan mangrove yang membuatnya sejuk.
Pulau Laut.

Tiduran di hutan mangrove belakang Pulau Laut. Untung nggak ada ular.

Batu karang di Pulau Laut.
Di sini, kami berjemur. Tiduran sambil menikmati angin sepoi-sepoi khas pulau tropis. Menjauhkan diri sebentar dari sibuknya pekerjaan di kepenatan kota dengan mengunjungi pulau-pulau ini benar-benar menjadi sebuah refreshing. Menyegarkan pikiran. Suntikan semangat.


Kegiatan seperti ini hampir tiap minggu kami jalankan. Kadang, bersama para sahabat perjalanan itu, kami juga merencanakan snorkeling sehari ke Pulau Abang, atau mengunjungi pulau-pulau tak berpenghuni lainnya. Jadi benar kawan, Batam itu, wisatanya bukan hanya tentang wisata belanja barang branded atau elektronik di Nagoya, atau sekedar tempat transit terdekat ke luar negeri, tapi lebih dari situ, wisata laut dan maritimnya layak kamu pertimbangkan untuk dikunjungi.

How to Get There.

Bagi kamu warga luar pulau Batam, misalnya dari Jakarta,  untuk sampai ke sini, kamu bisa memilih penerbangan dulu dari Bandara pilihan di Jakarta menuju Bandara Hang Nadim di Batam. Sama seperti saya, penugasan di Jakarta berakhir, saya pun bersiap pulang ke Batam. Tentu saja, saya memilih aplikasi yang menyediakan tiket pesawat murah. Oh ya, ada banyak pilihan aplikasi yang melayani pemesanan tiket pesawat yang saya download di ponselku. Namun, untuk urusan penerbangan domestik, saya selalu mengutamakan Pegipegi. 
Nah, yang ingin traveling ke Batam, menikmati pulau-pulau kecilnya, bisa mendownload pegipegi di ponselmu. Lewat aplikasi ini, urusan perjalanan bisnis mau pun perjalanan pribadi, atau sekedar membeli tiket penerbangan pulang kampung atau kembali ke perantauan, aplikasi ini sangat membantu dalam mengelola berbagai kebutuhan kita. Sebut saja, urusan hotel, pesawat, kereta api, bahkan hingga travel tips dan promosi selalu tersedia.
Untuk urusan flight, di sini, cukup memilih dari dan ke lokasi tujuan (Jakarta-Batam), pilih tanggal keberangkatan, lalu klik cari tiket. Nanti beberapa pilihan maskapai dan juga harganya akan muncul. Pilih deh sesuai kebutuhanmu, tentunya dengan harga yang lebih murah juga.

Mengapa jalan-jalan lebih mudah dan murah akai Pegipegi? Karena aplikasi ini bekerjasama dengan ribuan jaringan dan berbagai maskapai pilihan. Jadinya, harga tiket pesawat yang diberikan pun lebih terjangkau. Ya sudah, mau refreshing? Pegipegi yuk!!! ***

9 comments:

  1. Asyik banget kak, pulau galo dan laut nya biru asri.
    pantas saja kak chay selalu kangen kembali buat eksplorasi pulau pulau kecil di batas.

    ReplyDelete
  2. Lihat foto Pulau Bukit itu jd teringat pulaunya Sponge Bob ya Kak... Hihi... Gak berpenghuni dan indah. Unik x tuh,, pasirnya kasar² krn berasal dr cangkang kerang. Kl di Lombok pasirnya mcm merica. Hebat x Sang Pencipta yg menganugerahkan sedemikian ya

    ReplyDelete
  3. Pemandangan lautnya sungguh menggoda. Wuah mantap.

    ReplyDelete
  4. Seru banget liburannya ya kak. Walaupun tak berpehuni ternyata di salah ciri khasnya.

    ReplyDelete
  5. Amazing Indonesia, ,, Batam maju sekali ya apalagi wisatanya ah seandainya bisanya lagi hihii

    ReplyDelete
  6. Perjalanan ke Batam memang selalu menyenangkan, beberapa tahun lalu main ke Batam tapi belum pernah ke Pulau Galo Laut kak. Next trip bagus juga nih untuk dikunjungi.

    ReplyDelete
  7. Wihh serunya menjelajah pulau pulau kecil itu ya....masih perawan ya chai pulau-pulau di Batam...ternyata war biyasa pemandangan di Batam. Semoga bisa ke sana someday

    ReplyDelete