Monday, May 14, 2018

Baktiku, Baktimu: Jaga Kebersihan Danau Toba

O tano Batak haholonganku,
Mansai masihol do au tu ho.
Dang olo modom, dang nok mataku,
Sai na malungun do au sai naing tu ho.

O Tano Batak,
Sai naing hutatap.
Dapotononku tano hagodangan hi
O tano Batak andigan sahat,
Au on naing mian di ho sambulonki.

Molo dung binsar mata ni ari,
Lao panapuhon hauma i,
Denggan do ngolu siganup ari,
Di na maringan di ho pangisimi.
PEMANDANGAN Danau Toba dari Taman Wisata Hutan Pinus Sipinsur, Tapanuli Utara
LIRIK lagu ini, pasti seluruh orang Batak tahu di mana pun berada, baik yang di tanah rantau, maupun yang tinggal di Toba juga. Boleh dibilang ini lagu kebangsaan bermakna dalam. Di masing-masing liriknya, tersemat arti kecintaan akan tanah kelahiran, Tanah Batak, tempat di mana Danau Toba mengelilingi tujuh kabupaten yang menjadi bagiannya. Tempat dimana Danau Toba menjadi kebanggaan dunia yang menunjukkan eksistensi adanya bangso Batak yang besar tapi mampu berdiaspora.

Banyak lagu-lagu Batak yang tercipta atas kepedulian akan kampung halaman. Toba, tak hanya sekedar kampung halaman, tapi juga tanah leluhur yang memang sudah dianugerahi keindahan alam yang luar biasa. Konturnya dipagari Pegunungan Bukit Barisan indah.
GUGUSAN Bukit Barisan yang melewati Tanah Toba. F-Koleksi pribadi Vitriani Simanjuntak
Berbicara Toba, hal yang pertama sekali terbersit adalah Danau yang indah. Tao Toba Nauli. Begitu kami menyebutnya. Danau ini sangat indah. Di lihat dari berbagai sudut dari kabupaten berbeda pun, sangat cantik. Tak henti saya mengucap syukur apabila pulang kampung dan mengunjungi kawasan ini.

Baru saja kami berduka. Duka nestapa di balik keindahannya menelan banyak nyawa pada pertengahan Juni lalu. Kapal Motor Sinar Bangun yang membawa ratusan penumpang tenggelam. Banyak nyawa hilang sampai saat ini.  Kami berduka. Menangis. Turut merasakan apa yang keluarga korban rasakan. Mangkuling do mudar i. Ungkapan ini, artinya, pada hakikatnya kami Bangso Batak tetap ada hari ini, karena kami selalu mengutamakan kekeluargaan, senasib sepenanggungan di mana pun kami berada.

Perjalananku ke Danau Toba sangat berkesan pada awal 2018 lalu. Piknik keluarga ke Taman Wisata Hutan Pinus Sipinsur di Tapanuli Utara. Pemandangan danau dari bukit dengan suhu 15 derajat celcius ini sungguh sangat menawan. Siapa pun akan terkesima melihat gradasi danau dengan bingkai perbukitan hijau di kejauhan.
PEMANDANGAN Danau Toba dengan perbukitan hijau dari Bukit Holbung. F. Koleksi Pribadi Vitriani Simanjuntak
Melipir sedikit ke kawasan Samosir. Saya dibawa ke salah satu titik yang membuatku menangis. Di balik jernihnya air danau kebanggaan ini,  ternyata beberapa titik kawasannya sudah tercemar. bau. Dulu di masa kecil, hanya ada dua tiga jenis ikan yang ada di danau ini, yakni ihan (ikan khas Batak), ikan mas, dan mujahir. Namun sekarang, sudah makin banyak jenis ikan pilihan. Kerapu hingga ikan nila (Tilapia).  Itu bagus. Itu artinya Danau ini mampu menerima banyak biota. Hanya saja, para pembudidaya perlu memperhatikan dampak dan kebersihan lingkungan danau ini. Jangan sampai lebih tinggi persentase residu daripada partikel dan biota sehat di kedalaman danau.
DANAU Toba dilihat dari Tigaras, Simalungun.
PEMANDANGAN Danau Toba dari Muara, Humbang Hasundutan.
Oh Danau Toba, ternyata di balik keindahan itu, hingga zaman sudah memasuki zaman teknologi, sebagian saudara-saudaraku di sana masih menggantungkan hidupnya ke danau. Mandi, Cuci, Kakus dan hingga pengairan. Bahkan masih ada yang menjadikannya sebagai konsumsi. Miris, mereka belum bisa menikmati air bersih secara maksimal.
KONDISI warga dan desa di salah satu sudut di Pinggiran Danau Toba.
Beberapa kampung, seperti di beberapa desa di Kecamatan Balige, Toba Samosir, air bersih warganya bahkan ada yang dibangun secara swadaya. Atau sudah mulai banyak warganya yang memiliki sumur bor sendiri di rumah.

Lalu bagaimana di beberapa kawasan lainnya?

Di Simalungun, khususnya di Nagori (desa) Tambun Raya, masih ada kawasan yang masih kesulitan mendapatkan air bersih. Bukannya tidak ada mata air segar dan bersih. Ada. Tapi untuk mendapatkan itu, mata airnya harus bor dari tanah. Di sini, beberapa warga yang belum mempunyai mata air sendiri di rumahnya berjuang hanya untuk mendapatkan air bersih. Sudah lebih dari 10 tahun mereka tidak bisa menikmati air bersih secara bebas.

Namun kini, berkat hadirnya teknologi filter yang dipasang di Danau Toba, masyarakat sekitar dapat mengkonsumsi air bersih layak konsumsi. Selain di Tambun Raya, teknologi filter air bersih ini juga sudah berjalan di Dusun Tiga Baru dan Sait Borno.
SAYA di salah satu perkampungan dengan latar belakang rumah sopo milik warga di pinggiran Danau Toba.
KAPAL Motor, salah satu transportasi antar pulau di Danau Toba.
Flashback ke 2016 lalu, Organisasi transparansi Wateraid mencatat, dari 10 negara, Indonesia berada di peringkat ke enam tidak memiliki akses air bersih. Itu artinya, pada saat itu, sekitar 32 juta warga tidak bisa menikmati air bersih murni. Padahal keberadaan air bersih memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Berangkat dari hal ini, hadirnya teknologi filter di Danau Toba bisa mengetahui bahwa tingkat kemurnian air tidak dapat dilihat dari permukaan saja, melainkan lewat uji pemeriksaan dan proses pemurnian dari partikel yang terkandung di dalamnya sampai mencapai tahap aman dikonsumsi.
Air olahan aman dikonsumsi, apabila sudah melewati proses pemurnian yang menggunakan penyaringan berlapis ultra filtration water treatment dalam proses filtrasinya. Proses ini tidak hanya dibuat dalam sekali waktu, tetapi pemeliharaan juga dilakukan oleh petugas dan masyarakat sekitar. Sample air hasil filter ini juga telah diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jadi bisa dipastikan kualitas air yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi masyarakat dan dinyatakan memenuhi syarat untuk air minum.

Saya jadi ingat di masa kecil, saya menganggap danau ini ember berisi air yang diletakkan di tengah taman. Demikian juga sampai hari ini, masih menganggapnya demikian. Ember raksasa berisi air yang mampu memenuhi kehidupan di sekitarnya. Oh air di Danau Tobaku, jadilah lestari. Saudara-saudaraku, baktiku, baktimu: Mari menjaga Kebersihan Danau Toba bersama.

Mendukung gerakan pemurnian air Danau Toba di atas, Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) Danau Toba turut dilaksanakan melalui upaya penghijauan di Daerah Tangkapan Air (DTA) danau dengan luas 20 Ha dan 11.000 Pohon. Gerakan seperti ini sangat mendukung terciptanya lingkungan hijau dan bersih di sekitar lingkungan Danau Toba.
GADIS Batak memakai ulos dengan latar perbukitan dan Danau Toba di belakangnya. F. Koleksi Pribadi Vitriani Simanjuntak
Dear you all, mari sama-sama mencintai Danau Toba, menjaga kelestarian alamnya dengan tidak merusaknya, mengotorinya. Mulailah dari hal kecil, jaga lingkungan sekitar. Bergerak membawa perubahan kebersihan dimulai dari diri kita, jangan buang sampah di sekitar Danau Toba yang kita cintai bersama. Dengan begitu, saudara kita, warga sekitar bisa tertolong, hidup sehat berkat semakin baiknya kualitas air dan lingkungan di tempat tinggal mereka. Mari mengembalikan Danau Toba menjadi destinasi pariwisata yang paling dicintai dunia.  Horas!!! ***

25 comments:

  1. Ini keren nih. Perusahaan yg peduli dan memiliki anggaran khusus untuk membantu masyarakat. Luar biasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harusnya begini ko. Pemerintah bersinergi dgn swasta membantu pembangunan kawasan sekitarnya lewat program CSR.

      Thankyou sudah berkunjung ko

      Delete
  2. Ooh arti dari Nagori itu desa ya Chai. Kalau bahasa Minang Nagari ya.

    Btw luas banget ya danau Toba itu sampai meliputi 7 kabupaten.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak Lina.
      Di Simalungun, nagori itu artinya desa. Klo di Toba beda lagi, namanya Huta (desa/kota).

      Yap Danau Toba, teritorialnya dipegang 7 kabupaten. Diukur berdasarkan wilayah yang mengelilingi: Tobasa, Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, Karo, apalagi ya? wkwk

      Delete
  3. keren programnya sangat membantu masarakat ya

    ReplyDelete
  4. Semoga kegiatan CSR ini benar benar bisa bermanfaat bagi warga sekitar danau toba ya kak..untuk jangka panjang tentunya

    ReplyDelete


  5. Aku suka lagu ini Kak... tapi gak tahu artinya... Nyanyinya bisa sikit-sikit. Diartikanlah kak..... BTW sungguh besar manfaat fasilitas air bersih ni ya....

    O tano Batak haholonganku,
    Mansai masihol do au tu ho.
    Dang olo modom, dang nok mataku,
    Sai na malungun do au sai naing tu ho.

    O Tano Batak,
    Sai naing hutatap.
    Dapotononku tano hagodangan hi
    O tano Batak andigan sahat,
    Au on naing mian di ho sambulonki.

    Molo dung binsar mata ni ari,
    Lao panapuhon hauma i,
    Denggan do ngolu siganup ari,
    Di na maringan di ho pangisimi.

    O Tano Batak haholonganku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara umu itu, arti lagu ini menggambarkan kecintaan dan kerinduan akan tanah Batak, tanah kelahiran dan tempat ia dibesarkan.

      Delete
  6. semoga makin banyak perusahaan di sekitar danau toba dan sumatera khususnya yg peduli dengan warga sekitar
    semoga kesejahteraan masyarakat makin meningkat dengan adanya fasilitas air bersih ini

    ReplyDelete
  7. Aku tambahi ya biar lengkap, kwkwkw... Humbang Hasundutan dan Dairi. :).

    Baidewei, subway, aku salut sekali kalau ada CSR yang langsung peka dengan masalah, terutama yang menyangkut kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitarnya, kek STP ini laa.



    ReplyDelete
    Replies
    1. Hwahaha.. oh iya bener.. Thankyou somuch appiri kakak udah dilengkapi.. toss sesama Boru Simanjuntak.

      Sama kak, Chaya juga salut. Harusnya perusahaan menjalankan program yg lgsg bisa dinikmati warga sekitar seperti STP ini ya kan..

      Delete
  8. Ini program CSR ya? keren mereka menjangkau sampai ke Danau Toba

    ReplyDelete
  9. aduh di awal ada lirik lagu batak, apa artinya itu kak

    ReplyDelete
  10. Dulu air Danau Toba sempat jadi sorotan turis karena munculnya keramba-keramba ikan. Semoga dengan program STP ini, airnya layak dikonsumsi!

    ReplyDelete
  11. Memang harus ada yang bergerak dan peduli dengan kebutuhan masyarakat luas. Salut dengan kepedulian PT Suri Tani Pemuka (STP). Apalagi, yang namanya air bersih itu sangat penting. Pengalaman kalau mudik ke rumah mertua di Pakam, air PAM nggak ngalir jadi mengandalkan air sumur yang kalau keluarga besar udah ngumpul semua dan air sumur sering diambil jadi agak keruh. Semoga seluruh warga Sumatera Utara tak ada yang kesulitan dapat air bersih lagi dan makin banyak instansi yang peduli.

    ReplyDelete
  12. Selama ini sering denger PT JAPFA.
    Baru tau kepanjangannya kak.
    Nagari Tambun Raya akhirnya merasakan kemudahan akses air bersih ya.

    Keren CSR STP !

    ReplyDelete
  13. Karena air Danau Toba yg banyak itu, kukira disekitaran Danau Toba banyak sumber air bersih kak, ternyata penduduknya susah mendapatkannya.
    Syukurlah sekarang udah ada perusahaan yg peduli sama kesulitan warga di sana. Senang rasanya mereka bisa menikmati air bersih seperti kita ^-^.

    ReplyDelete
  14. Wah, bsru tahu kalau di sana susah air bersih.....

    ReplyDelete
  15. Keren, semoga semakin banyak perusahaan yang peduli dengan kepentingan masyarakat luas ya. Terutama soal air bersih yang memang merupakan kebutuhan primer.

    ReplyDelete
  16. berarti air danau toba ini masih belum tercemar ya, aku lihat memang tampak masih asri

    ReplyDelete
  17. Danau Toba ini berarti airnya bersih ya kak, aku lihat di sana memg asri

    ReplyDelete