Saturday, February 17, 2018

Drama Gagal Makan Samgyeopsal ala Jurnalis

Samgyeopsal dimakan dengan slada, kimchi, dan boltegisal, rebusan bayam wijen, dan sambal.
F.Chaycya Simanjuntak/CatatanTraveler (taken by iphone 5)
MENGAWALI kerja di 2018, oleh kantor tempat saya bekerja di Batam, saya mendapat kesempatan pelatihan sekaligus dibantu tugaskan di kantor grup Cabang Jakarta. Jadi, sepulang mudik dari Balige di Toba, saya langsung berangkat ke Jakarta dan akan menetap di sini selama beberapa bulan ke depan.

Di kantor tempat pelatihan di kawasan Kebayoran Lama, saya langsung diperkenalkan dengan editor bernama ci Sicillia Brigita. Saya panggil dia mba Sisil. Dia menjadi tim editorku yang pertama di pelatihan jurnalistik ini.

Berkenalan dengan mba Sisil di dapur redaksi di lantai tiga di kantor. Ia memberikanku gambaran seputar desk yang akan saya kerjakan. Ya, saya menangani dua penugasan liputan, yakni Kampus Kreatif setiap hari Senin-Jumat dan juga Kolom Inspirasi yang ditulis secara feature setiap minggunya.

Berat di medan baru? hmmm sometimes, awalnya ada rasa khawatir. Bagaimana ya, ini Jakarta kan saya belum hafal berbagai sudut ruang dan aneka medannya. Kira-kira saya bisa nggak ya?  Beruntunglah ada transportasi online masa kini. Hari-hari saya penugasan liputan dibantu oleh mereka, om gojek, bapak gocar kalau lagi hujan dan liputan mendadak, hingga abang grab. Rasa khawatir pun menurun dua tingkat. _Terimakasih yang tulus buat mereka. Tanpa mereka dan bantuan google map, saya tidak akan tahu Jakarta. Boro-boro naik angkot, sekalinya naik angkot, saya malah diketawai adik ipar dan malah disuruh hati-hati ama adik sendiri. Ya sudah deh, transportasi online jadi andalan_.

Kembali ke laptop. Jadi ternyata guys, mba Sisil ini sama kaya saya juga. SUKA DRAMA KOREA. hahaha. Di samping mejanya, ada backdrop salah satu drama Korea populer, yang ianya turut diundang ke sana kala peluncuran episode perdananya.

Me: Mba Sisil demen film Korea?

Mba Sisil: Eh iya. Karena liat ini ya? (Sambil nunjuk backdrop)

Me: Enggak, dibilangin mas siapa itu yang kepala HRD. haha. Paslah, saya juga demen film Korea sedari SD.
Maka jadilah kami nyambung akan segala hal. Semua pembicaraan berujung kepada pembahasan aneka judul Drama Korea. Sampai di kantor itu, yang tadinya saya masih canggung, menjadi malah makin akrab dan hangat, karena mereka lihat kita berdua langsung cepat akrab hanya karena Korea tersebut. haha

Liputan pun berjalan dengan (puji Tuhan) sukses dan lancar. Laporan ke mba Sisil selalu aman. Dia jarang sekali komplain. "Cha, gua suka tulisanmu," ujarnya.

Hingga suatu kali, kala pembicaraan Drama Korea berlanjut ke kuliner dan pengalaman minum soju. Maka jadilah dia mengajak, "Yuk Jumat depan makan siang bareng yuk. Kan itu Sabtu nggak ada kolom Kampus Kreatif, jadi bisalah kita santai lunch ala Korean sambil belanja-belanja kosmetik Korean gitu deh," pinta mba Sisil.

Emang dasarnya saya doyan makan alias pemakan segala, langsung mengiyakan. "Yuk deh mba," balasku.

Jumat yang ditunggu pun tiba. Tetiba, grup redaksi langsung mendapat pengumuman dari mba Nia, sekretaris redaksi yang memberitahukan "Nanti Jam 2, seluruh redaksi rapat umum. Diwajibkan hadir," Jleb!!! maka batallah aksi makan Boltegisal ala Korea.

Penuh drama. Minggu pertama, batal karena rapat. Minggu kedua, setelah rencana fix dimana gitu, dengan penelusuran online, daftar  restoran Korea dengan menu recommended di Jakarta. Hampir fix menuju salah satu restoran di Pantai Indah Kapuk (PIK) tapi ternyata, saya mendapat tugas liputan jam 1 di Jumat selanjutnya.

What a dayyyyy!!! Minggu depannya? Jadi begini, di hari Kamis minggu depannya, saya memilih begadang untuk mengerjakan bahan Inspirasi. Tetiba ada undangan dari Humas UI mengenai Dies Natalis ke 68. Itu tuch yang si ketua BEM-nya mendadak semprit Presiden Joko Widodo dan mengangkat buku bersampul kuning. Kejadiannya disitu tuch. Batallah lagi acara makan siang. Hufftt. Ya sudahlah, akhirnya saya meet up dengan bang Budi, senior kantor dulu di Batam yang kini berdomisili di Jakarta. Kami makan di restoran dekat kantor.

Kembali ke kantor, ketemu mba Sisil. "Chya maaf, tadi saya juga ketiduran. Kakak aku kan mau balik ke Papua, jadi saya dari pagi temani belanja dulu. Kecapean eh bablas. Jumat depan harus jadi ya?. Kita makan di Chung Gi Wa saja di Gancit, biar dekat kantor. Pun klo ada rapat-rapat mendadak, bisa langsung kabur balik kantor," ujarnya.

Oke deh mba Sil, Padahal saya merasa kecantikan sudah meningkat mirip Song Ji Hyo kala membayangkan daging boltegisal berpadu daging panggang Samgyeopsal dicampur slada masuk ke mulut, lalu minum soju.. hiks.. (bersambung)




3 comments:

  1. Aseeek makin hits kak chay ini di ibukota, jadi saksi Pak pres dapat surat cinta bersampul kuning itu segala.. Ditunggu lanjutan kisahnya Kak

    ReplyDelete
  2. hahaha. sabar yaaa kak.. kalau tak sempat makan, biar babang gojek yang antarkan..

    ReplyDelete
  3. Selain kurang hapal jalan, ojek online memang andalan sih kalau harus tiba di tujuan dengan cepat. Taksi online biasanya kalau pas bepergian rame2 ya...

    ReplyDelete