Tuesday, December 05, 2017

Terpesona Kuliner & Keindahan Pulau Abang

Pulau Abang, pulau khas tropis di ujung selatan Kota Batam.
NEVER get bored, itulah yang selalu terungkap ketika membahas keindahan alam dan cita rasa kuliner Pulau Abang. Di balik keindahan alamnya, kuliner khas pulau dengan cita rasa lokal yang disajikan bagi pengunjung sukses membuatku selalu terpesona.

Perayaan ulang tahun yang ke 31, si Scorpio ini memilih pulau ini sebagai Birthday Gift-nya. Ya, setiap tahun, semenjak saya mendapat berkat mampu menghidupi diri sendiri, saya selalu memberikan kado perjalanan buat diri sendiri. Berhubung 2017 ini cutinya sudah punya plot masing-masing yakni 7 hari ke Krabi, Thailand awal tahun dan akhir tahun pulang kampung, maka terpaksalah saya mengorbankan Birthday Trip tahun ini.
Rumput laut yang bisa dilihat dari atas dermaga dengan mata telanjang saking jernihnya air laut Pulau Abang.
Namun, Tuhan selalu punya cara memberi kado pada anak-anakNya. Saya pun diperbolehkan berkunjung kembali ke Pulau di ujung selatan Kota Batam tersebut. Kebetulan, teman traveler dari Vietnam, Nguyen Tanh Toanh juga kembali terpikat mengunjungi Batam dan snorkeling di Pulau Abang. Setelah chatting2an dari dua minggu sebelumnya, maka jadilah kami, Sabtu, 28 Oktober kembali ke Pulau Abang.
Pulau Dedap di kejauhan.
Menggunakan operator trip Pulau Abang milik bang Ledi Seman, dijemput dari Morning Bakery, kami pun berangkat. Bang Ledi berbaik hati menjemput kami karena ia sekalian menjemput barang belanjaan, paket sayur mayur dari salah satu pasar segar di kawasan Batuaji. "Untuk menjaga kesegaran rasa makanan yang akan disajikan kepada para peserta trip. Biasanya kami belanja sayur sehari sebelum trip berlangsung. Mumpung ini tripnya hanya 40-an orang, sekalian saja hari H belanja," ujar bang Ledi sambil menyetir mobilnya.
Setiap mengikuti paket trip dari Bang Ledi, satu yang selalu menjadi kerinduanku selain snorkeling dan island hopping, adalah menu makan siangnya yang selalu segar dan enak. Masih jelas terngiang kala pertama kali menginjak pulau ini, menu kapis rebus dicocol sambel mentah yang segar. Rasanya enak banget.

"Bang Ledi, nanti siang ada menu kapis nggak?" ujarku.

Dia menjawab, rencananya menu makan siang trip hari itu adalah cumi tumis masak hitam, bihun goreng, ikan asam pedas, sup ayam, cumi goreng tepung, dan lalapan. Semua bahannya live seafood. "Coba nanti saya cek di dapur ya? Kemarin lihatnya kapis baru sedikit. Kalau cukup nanti saya minta direbuskan," ujarnya.

Waaah, bang Ledi ini baik banget. Saya pun menceritakannya ke Toanh. Pokoknya selama di perjalanan ini, saat mereka butuh komunikasi, saya yang menjadi translatornya. Haha
Bersama teman-teman baru.
Tiba di Pelabuhan Hasim, kami bertemu dengan kelompok Bank Riau dan juga kelompok dari Vista Hotel. Kelompok Vista Hotel ini tak hanya para pekerja hotel di sana saja, melainkan juga gabungan solo trip lainnya seperti dari polisi, dan lainnya. Saya bersama Toanh pun satu kapal dengan mereka menuju Pulau Abang. Tiba di Pulau Abang, terlebih dulu disuguhkan sarapan teh manis dan nasi goreng ikan teri. Lalu selanjutnya memilih alat snorkeling yang sudah disediakan.
Menu makan siang dengan aneka seafood dimasak segar.

Kami snorkeling di empat titik. Cuaca cerah hari itu sangat mendukung snorkeling. Snorkeling di dua tempat, kembali ke Pulau Dedap untuk makan siang. Dan benar saja, semua menu yang diucapkan bang Ledi tadi pagi, ditambah bonus kapis ada semua. Disajikan dengan prasmanan. Yuhuuuuuu, kelaperan, kami pun makan dengan lahap dan sampai tambu-tambu. Puas banget. "Semua ini istri dan ibu-ibu warga kita yang masak. Kegiatan ini kami lakukan bergantian antar ibu-ibu. Menambah pendapatan ekonomi mereka juga," ujar Ledi.


Trip kali ini, para peserta trip diberi kebebasan selama 2 jam waktu bebas usai makan siang. Tak lupa disuguhi juga kelapa muda nan segar dan manis.



Saat waktu bebas itu, terlihat beberapa warga membawa satu ember penuh bulu babi atau landak laut. Penasaran melihat dari dekat, saya pun minta diajari bagaimana mengambil memisahkan daging dari cangkangnya. "Harus ekstra hati-hati. Dipukul begini, baru pecahkan. Pisahkan dengan kotoran hitamnya, baru ambil yang coklatnya," ujar ibu warga lokal tersebut sambil mempraktikkan membuka bulu babi dengan pentungan kayu.

Mencicip Bulu Babi.
Ah saya tak berani bu, cukup lihat saja. Saya pun diberi kesempatan untuk mencicip. Bulu babi itu kenyal kaya agar-agar, rasanya asin, agak sedikit amis. Ya iyalah ya, secara dimakan langsung tanpa campuran perasan lemon. Eh tapi bikin nagih.. Saya pun makan dua.


Selain snorkeling sebagai kegiatan utama trip, kuliner dan keindahan Pulau Abang yang tersaji juga menjadi bagian yang tak kalah penting untuk dilewatkan. Yuk biarkan foto yang berbicara saja ya.



Homestay Pulau Abang.
Anak-anak bermain pasir.

Lelah usai snorkeling di dua tempat di Perairan Pulau Dedap.
 
Saat hendak kembali ke kapal, dua dari mereka ajak foto bersama. Senang bisa berkenalan dengan teman-teman baru.

Mangrove.






1 comment:

  1. wah nekad banget sampai pegang bulu babi..

    ternyata isi dalamnya kecil gitu ya dagingnya.

    ReplyDelete