KAWASAN Shin Imamiya di malam hari. |
Swear!!! saya gak dibayar lho untuk menuliskan ini. Ulasan ini murni pengalaman pribadi tanpa ada tekanan dan ancaman dari pihak yakuza, apalagi tekanan deadline dari pihak advertiser. _Pasang muka polos_
Perjalananku ke Jepang diawali dengan perjumpaan menginjakkan kaki di Bandara Internasional Haneda di Tokyo. Dari Tokyo, mengadakan perjalanan darat menggunakan Willer bus ke Osaka, salah satu prefektur di Jepang yang modernitasnya tak kalah dari Tokyo.
JEMBATAN Dotonburi, Namba di Osaka pada malam hari. |
Perjalanan ke Negeri Matahari Terbit ini saya lakukan mandiri. Artinya, beli tiket sendiri, urus visa sendiri (paspor masih reguler), bahkan booking penginapan selama di sana saya urus sendiri ala traveler hemat. Khusus penentuan itinerary penginapan, hanya ada tiga kriteria bagiku:
- Harga tidak lebih dari 5.000 yen/malam
- Lokasi dekat dengan stasiun.
- Bebas akses dan dekat ke lokasi wisata.
Maka, saat itu, terpilihlah tiga penginapan yang terdata di itinerary, baik itinerary sebenarnya maupun itinerary form visa, yakni:
- Shin-Imamiya Hotel di Osaka
- Piece Hostel di Kyoto
- Asakusa Hotel Fukudaya di Tokyo
LOBI hotel Shin Imamiya Hotel. (credit to Shin Imamiya Hotel) |
Dan benar saja, jarak hotel ini hanya satu menit jalan kaki menuju stasiun Shin Imamiya. Bahkan ngesot sedikit, lokasinya berseberangan dengan Maruhan Plaza.
Willer Bus Station di Umeda Sky Building menjadi perjumpaan pertamaku dengan Osaka. Nyampenya pagi banget, sementara check in hotel baru bisa mulai pukul 14.30. Sembari menunggu rekan si Eric yang busnya transit di Nagoya dan baru tiba di Osaka pukul 11.00, maka jadilah spend time mengeksplorasi Umeda Sky Building bersama kenalan baru yang bertemu di bus, Dan Tranh dari Vietnam.
Masih cukup waktu jalan ke tempat lain sebelum check in, setelah bertemu Eric, kami memutuskan menyimpan tas di penitipan Umeda Sky Building, lalu lanjut mengunjungi Osaka Castle. Berjalan kaki dari Umeda menuju Osaka Station, nah dari sana lanjut naik kereta ke kastil Osaka.
Ya gitulah, jarum jam sudah menunjukkan pukul 15.40, itu artinya kami sudah boleh check in sebenarnya, tapi dirasa tanggung amat menikmati sore cuma sebentar di Osaka Castle, maka jadilah eksplore dulu, foto-foto dulu _apalah gunanya jalan-jalan kalau tak ada foto-foto di era 'pamer' kekinian sekarang ini kak?_, kulineran, makan okonomiyaki, takoyaki di taman kastil, sampai-sampai si Dan Tranh yang ikut kami agak kesal dan memutuskan berpisah dari kami untuk mengejar sunset di Tennoji Park dan supaya tak telat check in ke hotel pilihannya. _Siapa suruh ikut kami? *bhak dilempar banana cake_
Kini, tibalah saatnya kami harus mencari penginapan Shin Imamiya ini. Kembali ke Umeda untuk mengambil tas, lanjut naik kereta menggunakan jalur nankai line. Awalnya, kami agak kesulitan menemukan ini hotel. Setelah tanya seorang ibu yang naik sepeda, dengan bahasa kalbu yang berusaha saling mengerti, ibu itu menggerakkan tangannya sebagai pertanda "Lurus saja jalan, nanti ada Shin Imamiya hotel disitu,". Kami pun melanjutkan perjalanan, dan tadaaaaa ketemulah ini hotel yang lokasinya persis berada di pinggir jalan besar.
AKSES pedestrian menuju hotel Shin Imamiya. |
Kami pun check-in. Menyelesaikan proses pembayaran, kunci kamar 425 pun diserahkan kepadaku. Naik ke lantai empat sambil mengamati: Ini hotel bersih banget, meski pun dari luar tampilannya kaya ruko biasa saja dan agak gelap. Melewati lorong cuci muka, maka ketemulah kamarku. Buka pintunya, what? kecil banget ruangannya hanya ukuran 1,5x2 meter lebih seuprit. Baiklah malam itu saya tidur di kapsul kuning pake acara manjat. haha
BED kapsul tempatku menginap di Shin Imamiya Hotel. Bergeser sedikit, jatuh. haha |
KAMARNYA cuma seluas ini. |
MARKITID. |
KAMAR mandi. |
RUANG RIAS persis di lorong. Jadi kalau ada tamu yang lewat, cuek saja sambil make up-an. |
DAPUR di Shin Imamiya Hotel. |
Glico Man yang fenomenal (menurutku biasa aja sik) di Osaka. |
DUA perempuan asal Sapporo yang minta tolong padaku untuk memotret mereka dengan latar belakang Glico Man di Dotonbori. |
PUSAT perbelanjaan Maruhan dekat hotel Shin Imamiya. |
DAISO di Shin Imamiya. |
TAMPARI bang, iya, tendang mukanya, jambak rambutnya.. wkwkwk.. |
OSAKA tower di Shinkekai, kawasan Shin Imamiya. |
And you know guys? usut punya usut setelah kami meninggalkan Osaka menuju Kyoto. Oleh teman yang tinggal di Fukui, Ia cerita ternyata kawasan Shin Imamiya, tempatku menginap di Osaka adalah kawasan yakuza, dan sarang para mafia. Tak hanya itu saja, kawasan ini juga merupakan area malam alias red light district di Osaka. What? pantesan saja malamnya di sana itu agak mencekam dibanding kawasan Dotonburi yang ramai tapi friendly sekali. Ah tapi santai waelah, buktinya kami aman, nyaman, tenteram gemah ripah loh jinawi kok selama di sana. Meskipun tidur di kawasan yakuza, baik saya dan mas Eric malah tak bertemu ama yakuza-nya, cuma agak terganggu tidur doang karena suara kereta yang lewat dan beberapa kali tremor akibat gesekan rel yang berdampak ke hotel dan gedung-gedung lainnya di kawasan itu.
Ah coba tahu tidur di kawasan Yakuza saat masih di Osaka, kan bisa say hello dulu ama babang Yaku (za).. hehe. ***
INFORMATION:
Hotel Shin-Imamiya
557-0004, Osaka, Nishinari-ku Haginochaya 1-2-20
(557-0004, 大阪市, 西成区萩之茶屋1-2-20)
Phone: +81666473777
hati hati kak kamu diculik lalu dijadiin bintang film hentai
ReplyDeletewww.dananwahyu.com
Apa itu hentai? Hentai hentai bumi ya? Hahaha
ReplyDeleteJangan-jangan yang lagi berantem itu anggota Yakuza juga kak Chay?
ReplyDeleteKamarnya yg penting bersih jadi terasa nyaman2 aja ya..
i don't know.. saya ga berani dekat2 dong ama itu yang berantem. hehe
DeleteIya, kamar di Shin imamiya bersih banget. Sukaaa
Hentai...
ReplyDeleteLalu klik di mbah google hihi.
Itu pakai bahasa kalbu berarti tentang cinta dong? Hehe
Btw keren kunjugangannya..
Owalah.. hentai itu bermakna negatif toh? haha
DeleteTerimakasih
Jepang emang terkenal ama kebersihannya. Teratur dan tertata dalam segala hal. Salut banget ama negara satu ini. Jangan jangan waktu chaycya nginap, yakuzanya lagi cuti. hehe
ReplyDeleteIya mba, Saya suka segala keteraturan di sana. Hahaha iya bisa jadi lagi cuti yak. hehe
DeleteBisa jadi pilihan nih kalo ke Jepang. Osaka masuk list
ReplyDeleteSemoga informasinya membantu untuk list Osakamu ya. :)
Deleteintinya aman ya
ReplyDeleteAman
DeleteWkkkk, aku tahun 2013 waktu masih cupu-cupunya traveling, nginapnya di Bukit Bintang. Hampir mirip sama kondisimu kak, ada yg berantem pecahin botol ke kepala, darahnya kemana-mana. Gaylah, yang mabok2an dijalan, malamnya rame banget. Pas pagi hari, sepi kayak kota mati.
ReplyDeleteMe, phobia sempit juga, tapi kalo udah terlanjur booking mau diapain lagi ya kan, hehe.
Pengalaman tak terlupakan liat yang begituan ya Eka.
DeleteTempatnya bersih dan mudah dijangkau ya... Nginap di tempat ginian pengalamannya lebih seru...
ReplyDeleteWah..pengalaman unik ya menginap di daerah Yakuza.. tapi kalau tahu sebelumnya tetap akan .merasa aman gak? Hehe..
ReplyDeleteKalau sudah tahu sebelumnya penginapanmu terdapat di daerah “begitu”, apakah akan ganti tempat?
ReplyDeleteAhaha, kalau aku sih malah nyari tempat-tempat yang begitu. Mau cari pengalaman seru aja.
Jarang nih baca cerita gini, seringnya baca cerita orang-orang main ke Tokyo Disney.
Thanks sudah berbagi yaaa
Hhha sampe ketemu orang berantem ya, pengalaman menarik juga. Aku belom sampe Osaka waktu ke Jepang, bisa jadi bahan referensi neh kl kapan2 ke sana.
ReplyDeleteSeru bener nginep di area Yakuza. Bobonya bisa syantik dong ya di tempat tidur ala kapsul gitu. Banyak wasfatel kelihatan bersih. Kamar mandinya berjejeran gitu. Lucu juga ya kalau penginapan ga ada plangya hihihi pengalaman menyenangkan pasti yaaa :D
ReplyDeleteKalau sebelumnya udah tau itu daerah Yakuza bakal tetep nontonin yang berantem, gak? Hihihi. Tapi, pastinya perjalanan berkesan
ReplyDeleteOhayoooo, mau banget ke jepang semoga diberi kesempatan buat dateng ke nippon :D
ReplyDeleteSeruuuu!!!
ReplyDeleteMalah bisa lihat sisi lain Jepang yang nggak melulu rapi dan disiplin dong.
Aku pun pernah mba nginep di redlightdistrict. Ga ada gangguan sih aman-aman aja. Palingan ga aman cuma ditawarin masuk ke club atau tontonan dewasa aj HAHA dan lucunya lagi yang nawarin itu bukan orang jepang melainkan orang kulit hitam. :D
ReplyDeleteTempat tidurnya mungil juga yah, hehw.. Untung nggak jatuh kak
ReplyDeleteDilema juga, hotelnya deket banget stasiun tapi tidurnya jadi rada keganggu ya karena deket rel kereta.. hehe.. Seru mba pengalamannya, sampe ketemu orang berantem di jalan.. Tapi untung aman-aman aja ya pas nginap di sana..
ReplyDeleteBelum pernah ke Jepang, tapi pengennnn...
ReplyDeleteSafe dulu postingannya, bisa jadi referensi nantinya, TFS Mbaa
Pengen juga kapan-kapan ke Jepang. Merasakan tidur di hotel imut kayak gitu. Kadang masih heran ama gaya hidup orang Jepang yang serba tertib dan bisa gitu lho tinggal di rumah sempit yang seuplekan serba minimalis. Makasih sharingnya...
ReplyDeleteUntung diselamatkan Tuhan , ga Ada kejadian apa2 selama disana ya. Haha. Tapi seru bisa jadi bahan tulisan. Btw sepatu Le Coq sportive nya ga dipajang? Mau liat deh
ReplyDeleteAlhamdulillah ya aman saja hihi kan niatnya buat menjelajah ya bukan mengganggu, seru juga hotelnya serba efisien ya kalau Jepang
ReplyDeleteIni kalau di Indonesia, orang berantem ditontonin dulu, dividioin eh besoknya malah viral. Hahahah
ReplyDeleteKukira orang-orang berandal begitu cuma ada di Jakarta ini :D