Friday, March 17, 2017

Merayakan Keakraban Dalam Seporsi La Pizza

Diavola pizza ala La Pizza Autentico.
PERSAHABATAN itu bagai kepompong, yang kemudian berubah menjadi ulat, dan proses akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah. Analogi ini, di kehidupan nyata tak semudah dan selancar membacanya. Prosesnya akan melahirkan berbagai rasa, penuh lika-liku. Pernah icip permen Nano-Nano? (Bukan iklan) yang rasanya manis, asem, asin? begitulah ramainya rasa persahabatan itu dalam proses nyata. Kadang bahagia dalam keakraban, kadang menertawakan hal di depan mata untuk sesuatu yang menurut orang lain garing, kadang jutek  dan jealous-jealousan untuk sesuatu hal tak beralasan, bahkan kadang marah-marahan, dan hingga tiba pada puncak maki-makian. Namun hanya sebatas itu.
Bersama sahabat Blogger Kepri. Picture taken by: Angga/SBHB
Persahabatan itu tidak pernah melahirkan saling ketidak-pedulian, mereka itu saling peduli, meski tak saling bertemu setiap saat. Sahabat akan saling mendoakan, memuji satu sama lain di belakang, dan saling ejek-mengejek di depan. Sahabat itu saling mengingatkan dengan 'menampar', bukan malah manis di depan dan menusuk dari belakang. Itulah puncak dari indahnya persahabatan yang bak kepompong itu. Itulah mengapa rasa alkimia persahabatan setingkat lebih tinggi derajatnya daripada rasa cinta terhadap lawan jenis.

Proses seperti itulah yang melahirkan hadirnya sahabat sejati dan itu bisa kita ciptakan di dunia yang semakin gila ini di masa kini. Sama seperti proses persahabatan itu, demikianlah halnya dalam proses mencipta menu makanan dalam seloyang pizza di La Pizza Autentico. Mereka memiliki kesamaan, yakni PROSES itu sendiri. Untuk merayakan hasil akhirnya, mereka sama-sama harus melewati proses terlebih dahulu.

Pizza, sebelum disebut menjadi pizza, ia hanyalah bagian berbeda dari tepung, susu, ragi, air, dan mentega. Akan hadir material lain dalam proses pembuatannya, mulai dari tomat, paprika, saus, keju, hingga yang lainnya. Menjadi seloyang pizza, semua bahan itu akan dicampur, diadon, diuyel-uyel dah, lalu ditipiskan menjadi flatbread dalam loyang. Selanjutnya diatasnya akan dicampur topping dengan material lainnya tadi, lalu dimasak dengan memanggangnya di tungku penuh bara api (dramatis banget ya, lha emang iya kok) hingga matang, lalu disajikan di hadapan para penikmatnya. Bahkan untuk masuk ke dalam mulut pun, pizza itu butuh proses. Tak perlulah saya jelaskan bagaimana prosesnya disini kan?

Di balik mencicip seloyang pizza di La Pizza Autentico itu, ada perayaan dalam keakraban yang kami rasakan antar sahabat Blogger Kepri.
-----------------------------------

Usai memarkirkan belalang tempur, saya langsung bergegas menuju La Pizza Autentico, restoran baru yang khusus menjual aneka menu pizza itu. Restoran ini hadir sebagai bagian dari hotel Swiss-inn di kawasan Penuin, Kota Batam, tempat saya tinggal sekarang. Tadinya, berangkat kesini sudah janjian berangkat bareng bang Ahmadi, rekan kantor yang juga rekan sesama couchsurfer yang kini menjadi karib. Apa daya, saat itu dia menjadi editor pengganti dan tak bisa menghadiri undangan mammam pizza ini. Nasibmulah bang Uma.. Sabar ya? nanti tak kasih voucer mammam pizza gratis. hahaha

Tidak melewati lobi, melainkan saya langsung melompati taman yang di depannya ada tangga datar. La Pizza ini ada dua ruangan dalam melayani pelanggan, yakni ruang terbuka dan tertutup. Di ruang terbuka saat Grand Opening itu, saya langsung bertemu para sahabat yang sudah duluan datang, seperti Kak Rina, mas Bams Nektar, pasangan Akut dan Jike, serta mas Danan Wahyu Sumirat. Mereka membaur dengan para pengunjung lainnya sembari mencicipi pizza dan  aneka menu khas western di hadapan masing-masing. Usai bertegur sapa dan duduk semeja dengan mereka, terlebih dulu saya menemui Cluster PR Manager Swiss-belhotel hotel Batam, Alex Fatrisman yang mengundang saya ke acara tersebut. Saya dan chef Alex (demikian beliau saya sapa) sudah bersahabat akrab sejak empat tahun yang lalu. Ada satu lagi sahabat diantara kami bersama, yakni kak Lestari Hutagaol. Kalau sudah bertemu mereka berdua ini, dijamin lupa waktu dan ada saja pembahasan ngalor ngidul, mulai dari gosip, cerita tentang perjalanan, artis, hingga hal-hal yang layak ditertawakan bersama. Ah i love them so much.
Sepotong pizza.
Cipika-cipiki dengan chef Alex, mencomot tanpa tahu malu sepotong pizza dari mejanya (namanya sahabat, mana ada istilah segan. haha *Pembelaan padahal karena laper saja sik), lalu bercanda sedikit dan dilanjut ngobrol ringan sama Mas Angga, rekan kerja chef Alex di grup Swiss-belhotel Batam. Tak mau terlalu lama mengganggu mereka, yang penting saya sudah setor muka kehadiran,  lalu kembali ke meja rekan BK di luar, menikmati aneka menu makanan dan minum yang tersaji.

Di balik menu makanan dan minuman yang tersaji di atas meja, apabila bersama para sahabat, akan ada canda tawa renyah hasil dari pembicaraan-pembicaraan tak berujung. Nah, kalau Blogger Kepri beda lagi. Sambil bercanda, ada kegiatan jepret-menjepret menu dan cerianya kebersamaan hari itu di La Pizza, baru BK mencicip makanannya. Pokoknya, sebelum aneka menu itu menjadi bahan santapan, terlebih dahulu kamera 'mencicipnya' menjadi sebuah memori. Itulah Blogger Kepri dalam setiap kegiatannya. Ya iyalah ya, kalau disajikan langsung disantap, lantas apa foto sebagai bahan penunjang untuk cerita ini dong? hehe.
Foto dulu baru makan. People  nowadays (include Blogger Kepri).
Malam itu, kami mencicipi dua jenis pizza yang disajikan, yakni Bologna dan Margherita pizza. Oh ya, di La Pizza Autentico ini, ada beberapa jenis pizza pilihan yang dihadirkan, yakni diavola pizza, bologna, margherita, pizza quatro formaggi, stagiomi, dan juga pizza calzone. Semua jenis pizza ini disajikan dengan rasa original khas Italia. "Seluruh menu pizza ini dimasak langsung oleh koki Italia di tungku tradisional menggunakan kayu bakar. Jadi rasa otentik dan wangi khas Italia-nya dapet," chef Alex.
Seperti apa sih cita rasa pizza rasa original khas Italia ini? Sini tak ceritakan seuprit seperti yang udah pernah saya cicipi: Sebelumnya saya tak terlalu tertarik dengan pizza karena tekstur rotinya yang tebal dan rasanya ( menurutku) yang asin. Sering nongkrong di salah satu restoran cepat saji (tak usah sebut merek ya) palingan mencicip sepotong pizzanya saja, selebihnya paling memilih salad atau pun zuppa sup dan garlic bread-nya saja. Hingga pada 2014 lalu, saat bertugas selama tiga hari ke Italia eh ke Singapura, saya dipertemukan dengan restoran mewah di hotel tempat saya menginap di kawasan Sentosa. Nama restorannya, Fratelli-Trattoria Pizzeria. Restoran ini berada persis di Sentosa Getaway yang menghubungkan beberapa hotel di Sentosa, yakni Festive Hotel, Hotel Michael, dan Hard Rock Hotel. Di restoran inilah saya pertama kali mencicip pizzeria autentico ala Naples dan dilayani staf Italian juga. Pizzanya disajikan di nampan kayu bulat yang besar, rotinya tipis banget dengan topping keju creamy, parmesan, dan tomat. "Lha kok tipis banget rotinya? beda dari yang biasanya di Indonesia?" pikirku. Seperti membaca pikiranku, Mba Anggi Murniali dari RWS yang menjamuku kala itu mengatakan "Begini seharusnya pizza khas Italia. Kalau yang di Indonesia atau Singapura dengan brand itu, sudah modifikasi dan khas Amerika banget," jelasnya. Ooooh begitu toh. Ya udah sik, yuk cus kita cicip. Itulah pertemuan pertamaku dengan pizza khas Italia tersebut.

Intermezo: Pembeda Pizza Italia dan ala Western lainnya adalah, pizza Italia disajikan lebih tipis (flatbread) dan pizza khas western (AS) rotinya jauh lebih tebal dan ada modifikasi topping pinggiran dengan hot dog, sosis, etc. Untuk topping, pada umumnya ada kesamaan, cuma khas Italia lebih banyak tomat, mulai dari potongan hingga sausnya. Bahkan kadang udah pesan pizza tomat, eh disuguhkan juga sup krim tomat. _Pengalaman pribadi di Fratelli-Trattoria restaurant_
Kami pun mencicip pizza dengan lahap. Dan tiba-tiba bergabunglah Chotijah, dan belum lama berselang bergabung juga mbak Dian dan sang suami, mas Anang dan si krucilnya Lala the Adventurer. Jadilah malam itu berubah dari Grand Opening La Pizza Autentico menjadi malam silaturahmi Blogger Kepri dengan menu makanan warbiyasak, pizza. Biasa juga makan nasi padang bungkus kalau ngumpul umprek-umprekan. Hahahaha.
Choty mabok pizza.
Malam itu, di restoran yang mengusung konsep dekorasi ruangan yang alami khas pedesaan Italia di dindingnya, demikian juga aneka kursi kayu membentuk tong-tong penyimpanan wine di lantai kayu, semua tamu yang hadir, termasuk kami tampak menikmati suasana pesta, merayakan keakraban dalam seporsi menu La Pizza. ***

Potong tumpeng, sebagai tanda dibukanya La Pizza Autentico Restaurant.

Tampilan ruangan La Pizza.

Suasana La Pizza saat grand opening.


INFORMATION:

La Pizza Autentico @ Swiss-inn Hotel,
Penuin, Batam-Indonesia
Operating Hours: 11.00 am- 11.00 pm (daily)
Menu : Pizzas and five different types of beer.




23 comments:

  1. Melihat potongannya membuat ngiler aja nih...
    kapan2 spertinya perlu di icip2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kang Sugiarto,
      Iya pizzanya bikin ngiler. Cuss buruan kesana kang Sugi.. Jgn lupa sebelum icip2, foto dulu ya. haha

      Delete
  2. Perasaan voucher ini tak abis-abis..
    Pizza terooos, sampe klenger..

    Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akut,
      Saya malah belum gunakan voucernya. Belum ada waktu (Sok sibuk) wkwk

      Delete
  3. Chai.... Tulisan blognya gak bs diubahkah jadi rada besaran?hehehe. Pizzanya lumayan ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sri Murni,

      Standar kok besar huruf di blogku kak. Kakak bukanya pake HP ya?

      Delete
  4. Wow kelihatannya enak dan jadi lapar

    ReplyDelete
  5. Sayang saya tak ikut acara icip-icip dan keakrabannya :(
    Ngiler liatnya!

    ReplyDelete
  6. semalam kami dari sana lho kak dan langsung 5 loyang wakakkakaka

    ReplyDelete
  7. Duh pizzamu begitu menggoda kak bikin lafar tauk...

    ReplyDelete
  8. ahaaay... lapar siang siang gini baca tentang pizza :D

    ReplyDelete
  9. Baca tulisan sama liat foto pizza di malam hari, bikin laper. Jd pengen pizzaaaaa...

    ReplyDelete
  10. liat foto foto pizza nya bkn laper kak

    ReplyDelete
  11. Yuk kapan kita ngepizza rame2?

    ReplyDelete
  12. Seru yaaah makan pizzanya rame2. Bikin ngiler

    ReplyDelete
  13. Duh Kak, siang-siang baca ini jadi laper. Pengen pizza....

    ReplyDelete