Monday, December 12, 2016

Cara Nongkrong Asyik ala Woody Coffeeshop and Bar Penuin

Dua pengunjung asyik bercerita hingga tengah malam di Woody Coffeeshop and Bar Penuin, Batam, Kepri.
MALAM tiba, tapi tak ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Lantas kemana ya? Kuambil ponselku, lantas mengirim ajakan nongkrong lewat layanan Whatsapp Messengers ke dua teman, Rina dan Ahmadi, yang sejak 10 bulan belakangan ini sering menjadi teman nongkrong.

"Ya sudah, kita nongki (nongkrong, red) di Woody Coffeeshop and Bar saja yuk? Kebetulan saya punya voucher neh," ujar Ahmadi, rekan kerja, teman yang juga satu komunitas di Blogger Kepri malam itu. 

"Ha? Woody? apa lagi itu? ada apa disana?" ujarku banyak bertanya. "Woody itu cafe baru di kawasan Penuin, suasananya oke kalau malam," ujar Ahmadi yang kupanggil bang Uma.

Ornamen Woody di meja bar.
 Mendengar lokasinya, saya langsung tertarik. Why? karena jaraknya dekat dengan tempatku tinggal di kawasan Baloi. Kami pun berangkat dari kantor di Batamcenter. Selang 25 menit kemudian, tibalah di tempat itu dan dari jalan raya, terpampanglah nyata tulisan besar Woody Coffeeshop and Bar di atas bangunan ruko di kawasan Penuin itu. Eh tapi, di bawahnya kok minimarket Alfamart? Ada apa sebenarnya dengan Woody ini?

Kuparkir motorku di depan minimarket Alfamart, lantas mengikuti bang Uma ke arah samping bangunan. Dari situ, ada tangga memutar berpadu besi dan kayu sebagai akses menuju Woody cafe di lantai dua. Saat menginjak tangga terakhir di bagian atas,pertanyaanku di parkiran tadi mulai terjawab. Terlihatlah ornamen kayu berpadu pijaran lampu dengan tiap pinggiran bangunan tertanam bunga berdaun hijau yang merefleksikan nama cafenya. Sependaran sudut, pengunjung bisa melihat suasana Penuin dan arus lalu lintas jalan raya sudut pusat bisnis Kota Batam malam itu. Sungguh cafe rooftop khas kota besar.
Suasana pengunjung di Woody Cafe.

Pramusaji Obi mencatat menu pesananku. Pelayanan ramah dan asyik, khas cafe anak muda gaul.
 Ada dua meja besar di depan akses masuk. Kami pun memilih meja tengah, ikut membaur dengan aji dan Yunita. Malam itu, mamah muda dan keluarganya ini memilih makan malam di luar. Kami duduk, dengan ramah pramusaji bernama Obi datang menawarkan buku menu. Kebetulan saya bukan penikmat kopi yang baik, alasanya karena jantung saya tak nyaman. Sempat takut, ternyata ada juga menu minuman non coffee dengan pilihan hot green tea latte, ice green tea latte, green tea frappe, hot and ice chocolate, chocolate frappe. Ada juga pilihan teh seperti english breakfast, strawberry tea, peppermint tea, lemon tea, black tea, lychee, dan peach tea.
Ice greentea frappe

Chicken katsu dish kentang.

Onion rings.

Khusus penikmat minuman sehat, tersedia juga fresh juice. Ada juga milkshake, aneka mocktail dan cocktail. Dan pilihanku pun langsung ke ice greentea frappe. Lalu menu makannya apa dong? saya memilih chicken katsu dish kentang dan onion ring. Si pramusaji mencatat, mengulangi pesanan, lalu mempersilakan pengunjung menunggu.
Aneka ornamen klasik Eropa di ruang barista.
 Sembari menunggu menu pesanan datang, saya pun mencoba mengenal lebih dalam, ada apa saja yang dihadirkan di cafe bernuansa kayu ini. Menuju bagian dalam, di sebelah kiri ada meja barista dan bar bagi pengunjung yang mau open bottle. Semua jenis jenis minuman botol beralkohol disusun di rak kayu. Ada yang tak biasa dari pemandangan barista ini. Mejanya terselip furniture keramik dan bunga sebagai pajangan. Bahkan ada tergantung keramik klasik khas Eropa di atasnya.
Dua pengunjung menikmati minuman cocktail di meja bar. Sssst, blindly potret, i dont know who they are. haha
"Ya, konsep cafe ini memang didesain bernuansa kayu berpadu desain Eropa. Lihat saja rumah kayu itu," ujar sang barista yang tengah membuka botol minuman pesanan pengunjung sambil menunjukkan desain rumah kayu di hadapannya, yang disampingnya tertanam puluhan tanaman hijau sebagai dinding penghalang ke alam terbuka di sekitarnya. Pijar cahaya lampu cafe itu ditambah warna kayu dan suasana kota membuat pengunjung yang nongkrong di sana betah berlama-lama.
Ornamen dan properti kayu berpadu lukisan di beton.

Tatakan kayu dengan hiasan pajang klasik etnik.
Tak hanya itu, tatakan minuman untuk pengunjung pun terbuat dari kayu yang dibentuk bulat dengan ukiran Woody di atasnya, demikian juga asbak bagi pengunjung yang merokok, sebagian terbuat dari kombinasi kayu dan batok kelapa, ditambah ornamen hias pendukung khas klasik etnik. Kreatif sekali cafe yang beralamat di Komplek Batam Park, lantai dua Alfamart Penuin ini dalam pemilihan tema. Bangunan beton lantai dua itu pun seolah tersulap menjadi rumah kayu khas pedesaan Inggris di Eropa seperti yang digambarkan Andrea Hirata dalam bukunya Edensor. Sungguh sangat menyenangkan duduk berlama-lama disitu untuk menikmati suasananya,sambil  berbagi cerita dengan teman-teman, dan bahkan mengamati langit cerah malam itu.
Pengunjung yang datang sendiri.
Khusus bagi mereka yang sendiri, standing chair di bar bisa menjadi pilihan, menyesap minuman yang disajikan barista, lalu merenung cerita hidup seorang diri, tanpa ada seorang pun yang tahu. _Eaaak_ Untung malam itu saya tak sendiri, jadinya bisa sharing cerita (baca: gosip) dengan teman. hahaa

Eh pesanan makanan dan minuman pun datang. Saya langsung menyesap ice greentea frappe-nya yang menyegarkan. Saya memang selalu menyukai matcha (teh susu Jepang) dan aroma yang tercium dari greentea frappe itu membuatku nyaman. Lantas mulai mencicip menu chicken katsu dan penganan onion ring-nya. Menu itu cukup sebagai menu pendamping minuman sebagai penyeimbang saat kita nongkrong bersama teman. Apalagi malam itu pas banget,suasana musim bola Piala AFF Suzuki 2016 antara Indonesia vs Vietnam.
Go Indonesiaaaaaa... eh mana pemainnya?
 Sembari mencicip sambil sesekali bercerita, kami pun terhanyut bersama menatap layar datar, menonton 22 pemain ditambah satu wasit di lapangan hijau tengah memperebutkan bola bundar. "Ayoooo Indonesia, Gollllllll!!!," kami berteriak lantas lompat kegirangan. Lebih girang lagi kala kak Rina melihat pelatih Vietnam (yang menurutnya) ganteng. hehe

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 11.00 PM. Memanggil pramusaji, untuk meminta bill. Dalam kesempatan itu, sang pramusaji berkesempatan mempromosikan cafe-nya tersebut, dimana mereka memberikan diskon 20-30 persen menu makanan dan minuman sampai akhir tahun mendatang.

Tak hanya itu, cafe ini juga buka setiap hari mulai pukul 10.00 am hingga 03.00 am keesokan harinya. Jadi di tempat ini pengunjung bisa nge-brunch, lunch, atau pun dinner and hang out aka nongkrong.  But eits, tunggu dulu, meski ada embel-embel bar di sini, ini Woody termasuk tempat nongkrong sehat anak muda Batam. So, just take your time to enjoy this Woody to be goody moody buddy!!! ***
INI bukti foto selfie di Instagram dengan ice greentea frappe kakak!!!


INFORMATION:
Woody Coffeeshop and Bar
Komplek Batampark, Penuin
Lantai 2 Alfamart (sebelah hotel da Vienna Boutique Hotel)
Operation time: 10.00 am- 03.00 am
So close from Nagoya Hill Superblock Mall, Jabal Arafah Mosque,and only 1 minutes from Nagoya night culinary centre.

PS. Tulisan ini juga berkenaan untuk diikutkan dalam Lomba Menulis "Woody Coffeeshop and Bar" Antar Blogger Kepri. (*)







6 comments:

  1. keren ini tempatnya, dekornya klasik ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear kak Rina,

      Iya dekorasinya lumayan kece.. tapi menu makanan dan minumnya biasa aja. kurang sik. hehe

      Delete
  2. Replies
    1. dear mba Sarah,
      Iya ada diskon di akhir tahun. dunno klo di awal tahun ini.

      Delete
  3. Aku suka interior cafenya.. Cakep!

    ReplyDelete