Menilik Rumah di Jepang Sederhana Dalam Harmoni


Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
Deretan Rumah warga Jepang di Country side (pedesaan) Fukui.
 DULU kecil, saya membayangkan tinggal bertetangga dengan tokoh komik asal Jepang, Doraemon dan Nobita di sebuah komplek yang banyak persimpangan, dengan rumah minimalis kotak bertingkat yang damai. Hal ini dilatarbelakangi 'kegilaanku' atas komik karangan Fujiko F Fujio tersebut. Di Indonesia, komik itu diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo seharga Rp 2 ribu per pcs. Tentu ini harga zaman cilik mbiyen, ojo dibandingke rego saiki toh ya.
Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
Rumah di Jepang, sederhana dalam harmoni.
Melihat rumah Nobita dalam salah satu seri komik Doraemon, menciptakan sugesti di diriku, bahwa rumah mewah itu adalah rumah yang bentuknya sederhana, kecil dan mampu memanfaatkan seluruh sudut ruang berfungsi, dengan ketenangan yang diciptakan di dalamnya. Membayangkan Nobita membaca buku di meja belajar di kamarnya, sementara Doraemon tidur di Oshiire, laci geser yang menyatu ke dinding. Ah Efisien sekali ruang rumah tokoh komik kesayangan itu.
Praise The Lord, musim gugur 2015 lalu, saya berkesempatan mengunjungi negara Doraemon itu. Dimulai dari Kota Shinagawa, sudah terkagum dengan bentuk rumah penduduk yang ada. Ingatan rumah Nobita dengan komplek yang damai pun kembali terkenang. "Nobitaaaaaaaaaaa, i'm coming to your hometown. Kamu dimana? undang ke rumahmu dong!!!".
Eh yang ngundang malah bukan Nobita, melainkan sahabat yang bermukim di Jepang, Santi. Bersama suaminya, Yukihisa Kondo-san, ia menjemputku dari penginapan di Fukudaya Hotel di Taito-ku, Tokyo, menuju rumahnya di kota Kawasaki, Prefecture Kanagawa. Disana, ia menyuguhkan welcome drink berupa teh hijau (ocha) yang kami beli di pusat perbelanjaan Diver City Tokyo, di Teluk Odaiba sambil bercerita tentang ocha terbaik seantaro Jepang berasal dari perkebunan teh di Sizuoka, kampung halaman suaminya. Mengunjungi Kawasaki? berarti sudah dekat banget ke museum Doraemon dong? Sudah!!! tinggal ngesot malah. Namun waktu tidak memungkinkan untuk mengeksplorasi museumnya karena tengah malamnya, saya sudah harus balik ke Kuala Lumpur, untuk selanjutnya terbang ke Singapura, sebelum kembali ke Indonesia.
Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
Dinding fusuma di rumah sahabat Santi. (F. Chaycya/catatantraveler taken with iphone 5)

Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
Minum ocha di Washitsu. (F.Chaycya/catatantraveler taken with iphone 5)
Sesaat, sesampai di rumahnya di komplek perumahan mewah, Santi dan sang suami mempersilakanku masuk. Dengan keramahan ala tuan rumah, dia langsung memberikanku sepasang sandal yang tersusun rapi di rak sepatu di depan pintu, sebelum memasuki ruang keluarga di sebelah kanan, yang hanya dipisah dinding kayu dengan pintu geser. Di ruang keluarga itu, seluruh lantainya beralas tatami (tikar anyam khas Jepang yang mempunyai bau yang khas), dilapis kembali dengan karpet berbulu. Hanya terdapat satu sofa panjang dan satu meja menghadap televisi layar datar. Ruangan itu dibatasi dinding fusuma, sementara dinding shoji, pembatas ruang ke dapur dibiarkan terbuka, sehingga ruang keluarga dan dapur sahabatku itu terlihat menyatu dan lapang. Dindingnya sengaja diberi tatakan tebal untuk menampung perabotan khas yang ia bawa dari Indonesia.
Lantas dimana kamar mandi? Dari pintu utama, memasuki ruang sepatu, akan terdapat satu pintu penghubung lagi memasuki gang yang memisah dinding ke dapur dan ruang keluarga. Di sebelah kiri gang itu, atau persis di bawah tangga menuju lantai dua, terdapat dua ruang, ruang itulah yang berfungsi sebagai toilet dan kamar mandi. Bak cuci muka dengan kaca di dinding yang terbuka, menjadi pemisah ruang toilet dan kamar mandi yang sudah dilengkapi fasilitas bathtub.

Toilet, di depannya terpampang bak cuci muka, di sebelahnya ada kamar mandi. Eh ga kelihatan ya? hahaha. Eh ini mah toilet di stasiun Willer Express di sebelah Umeda Sky Building di Osaka.  (F.Chaycya/ catatan traveler taken with iphone 5)
Sementara lantai dua rumah tersebut terdiri dari tiga kamar, yakni kamar utama, kamar anak, dan juga kamar tamu. Masih dari lantai dua rumah, ada sisa bangunan di depan yang berfungsi sebagai tempat menjemur kain. Keluar kesana ada pintu geser. Beberapa dinding lantai dua juga dimanfaatkan sebagai lemari atau laci untuk menyimpan berbagai perlengkapan selimut, atau menyimpan aneka barang. Saya sangat menyukai desain rumah sahabatku sejak zaman SMA tersebut, dan if God will, ingin mengadopsi desainnya untuk rumah tinggalku kelak.
Umumnya, penampilan rumah di Jepang, desain bangunannya seperti terlihat serupa, gabungan kontemporer-modern dan seperti kelihatan kecil dari luar. Namun di dalam? akan terlihat efisiensi pengaturan ruang, mulai dari penggunaan berbagai dinding, pintu geser kayu, perabotan yang tidak berlebihan sehingga terlihat lapang. Sangat sederhana dalam harmoni. Setidaknya, itulah yang saya lihat dari keadaan rumah sahabatku di Kota Kawasaki tersebut.
Tak hanya rumah, beberapa hostel atau penginapan yang saya kunjungi pun mengadopsi hal serupa. Ternyata, rumah di Jepang, tiap ruangnya mempunyai nama tersendiri untuk memisah bagian rumah. Ini pun saya ketahui sesaat setelah bertanya dan berbincang lewat layanan messenger LINE dengan seorang teman, Akiko-chan.
Akiko menjelaskan, rumah Jepang umumnya memiliki beberapa ruang. Aneka ruang tersebut bisa dilihat saat membuka pintu depan rumah. Ada pun ruang dalam rumah Jepang yaitu:
Genkan. (F.Akiko chan)
  • Genkan, ruang kecil setelah pintu utama. Disana terdapat laci (Getabako) atau lemari untuk menyimpan sepatu dan jas hujan atau juga tempat payung. Di Genkan ini, baik penghuni atau pun tamu akan melepas alas kaki seperti sepatu/sendal dari luar, dan menggantinya dengan sendal yang khusus dipakai di rumah saja. Kadang, posisi lantai genkan lebih rendah dari ruang utama.
  •  Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
    Saat Washitsu berubah fungsi jadi ruang tidur menggunakan futon ala catatan traveler. (F.Chaycya/catatan traveler taken with iphone 5)

     Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
    Washitsu menyatu oshiire di penginapan Shinagawa, Tokyo. Abaikan tas merah dan ranselnya kakak. (F.Chaycya/ catatan traveler taken with iphone 5)
    Washitsu, atau ruang utama. Ruangan ini dipasang atau beralaskan tatami yang berfungsi menyegarkan ruang, dan menghadang dingin saat autumn atau winter, dan menghadang suhu panas saat summer. Washitsu dipisahkan dinding pembatas yang bisa digeser, fusuma dan shoji. Ruang ini juga berfungsi serbaguna, bisa sebagai ruang keluarga, ruang acara, dan bahkan bisa jadi ruang tidur seperti yang saya dan rekan Eric, Topan dan Hanna lakukan di penginapan Shinagawa, Tokyo.
  • Oshiire, laci atau lemari besar yang menyatu di dinding sudut rumah. Masih mengedepankan efisiensi ruang, Oshiire ini umumnya menyimpan barang, atau berbagai perlengkapan rumah tangga seperti penyimpanan selimut dan futon (kasur tidur).
  • Daidokoro, atau dapur. "There are two types of daidokoro, traditional and modern. Daidokoro is kitchen," as Akiko said to me. Kalau melihat dapur temanku Santi sih, dapurnya sudah modern, karena sudah terdapat meja washtafel yang menyatu dengan tungku perapian modern dengan aneka laci yang saling terkait untuk menyimpan segala perlengkapan dapur, dan alat makan, bahkan sudah dilengkapi cooker hood. Sayang tak sempat motret saat Santi mengajakku berkeliling melihat rumahnya. Lagian, Santi dan suaminya sangat mengedepankan privasi, dan saya menghargainya.
  • Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
    Daidokoro di penginapan Edo Shario obaachan (nenek Edo Shario) di Shinagawa. (F.Chaycya/catatan traveler taken with  iphone 5)
  • Washiki, atau toilet. Toilet di Jepang sudah high-tecnology. Canggih banget pokoknya. (sudah pernah diulas)-- click disini
Ah thankyou somuch Akiko-chan sudah menjelaskan ini semua bagiku. Terima kasih juga buat sahabatku Santi yang dengan hangat mengundangku ke rumahnya, minum ocha bersama dan menjelaskan singkat mengenai tata cara tinggal di rumah Jepang yang mengedepankan harmoni dalam kesederhanaan. ***
Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler
Rumah tradisional di desa Taga, Inukami-gun, Bimmanji, prefektur Fukui.

Interior, Jepang, Traveling, Rumah Jepang, Catatan Traveler, desain interior
Deretan rumah dan pertokoan di kawasan wisata Eiheiji, Shihi di kaki pegunungan Tendo.

13 comments :

  1. Bikin betah ya Chay. Enak banget rumahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear kak Lina W Sasmita,
      Iyaaaaa, rumah Jepang bikin betah dan nyamannnnnn.

      Delete
  2. Sayang Doraemonnya ga muncul, klo dia ada, bisa main ke bukit belakang sekolah pakai baling baling bambu, hihi..

    Rumah Jepang emang sederhana tapi nyaman ^-^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Eka Handa,
      Kamu penggemar Doraemon juga? kok tahu ada bukit di belakang sekolah? hahahaa...

      Iya bener.. Rumah Jepang lebih mengutamakan ketenangan dan harmoni. Makanya bentuknya sederhana sekaya apa pun orangnya.

      Delete
  3. Chay, bahas dong bahan rumah mereka berhubungan dengan gempa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear kak Rina,
      Oh iya... oke deh kak, next post yak (kalau ga lagi malas. hahaha)Makasih udah diingatkan..

      Delete
  4. bersihnya itu loh bikin ngiri ya ehehehe...apa sampahnya lagi disembunyikan kak ahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Asad,
      Iyaaaa.. Jepang itu bersih. Ga di kota ga di desa, mereka bersih banget.. dan kayanya itu sudah menjadi budaya.

      Delete
  5. waduh, rumah kaya gitu, betah banget, nyaman ga mao kemana mana, heheheheh
    dan satu lagi, keliatan bersih dan seger banget udaranya, ENVY :D

    salken mbak hehe
    #BaruBelajarBlogWalking
    www.asokaremadja.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Asoka,
      Iyaaaa.. rumah di Jepang emang bikin betah banget.. bersihnya itu loh. Saking bersihnya, bahkan mereka juga buang sampah berdasarkan jenisnya. Jadi ada tiga tempat sampah di tiap rumah Jepang.

      Salam kenal juga ya.. Terimakasih sudah berkunjung. :)

      Delete
  6. Suka banget suasana pedesaan di luar negeri. Apalagi lihat rumah-rumah tradisional!

    ReplyDelete
  7. Bisa jadi bahan kedepan bikin rumah nih klu dpt rejeki lebih....kayaknya tuh adem bgt rumah khas jepang tuh...

    ReplyDelete

Designed by catatan traveler | Distributed by catatan traveler