INI tahun dimana angka awal usia akan berganti.
Ini tahun dimana kontemplasi tujuan hidup berubah akibat desakan, pertanyaan orang-orang terdekat. Ya iyalah gelo, mau sampai kapan lo berasa muda? Sono liat kaca, siapa tahu garis keriput sudah mulai ada segaris di kiri kanan matamu. haha
2016 saya nyatakan sebagai tahun fokus akan diri sendiri. Terkesan egois? terserah Anda menilai.
Puncak kedewasaan usia atau lebih tepatnya sudah dan sungguh sangat matang untung berkeluarga. "Nak, siapa calonmu? menikahlah, mumpung kami orangtuamu masih hidup," ujar bokap di mobil dalam perjalanan pulang usai menjemputku dari bandara Silangit, pagi hari di awal tahun ini. JLEB!!!
"Waduh, calonku? siapalah mau kubilang ya pak, ada calon bapak?" tanyaku balik.
"Amamma (bapakmulah,-) ," balasnya lagi, lalu saya terbahak.
Ini asli TEROR. Sebagai perempuan biasa yang kadang merasa luar biasa dengan pemikiran santai 'Hidup harus dijalani biasa dengan bergantung ke asa', saya tentu tak mempunyai amunisi jawaban 'skakmat' untuk pertanyaan teror tersebut.
Padahalkan, sebagai orang Batak, saya sudah merasa bebasdari pertanyaan teror itu karena tidak ikut ibadah dan acara pergantian tahun bareng keluarga yang mewajibkan seluruh keluarga "MANDOK HATA". Kenapa? karena malam pergantian tahun tersebut, saya masih bekerja, di kantor, malam-malam, hujan, dingin, dan pastinya telat gereja. Ah kirain sudah bebas, rupanya, di hari-hari pertama 2016 ini, teror ini masih saja menghantuiku.
"Umurmu sudah berapa sekarang? sudah seginikan? menikahlah. Jangan asyik traveling mulu. Sudah saatnya nabung, mikirin hidup berkeluarga. Mama juga pengen nimang cucu dari kalian. Mumpung masih hidup," HALLLOOOOOOOOOOO.... mumpung masih hidupnya ini menjadi teror kesekian buatku. Langsung bergidik, serem, sedih.. Ya terang saja, karena saya belum siap kehilangan kedua orangtuaku. Sampai kapan pun saya belum siap Tuhan.
Tahu apa jawabanku? dengan nada membentak " Minta nikah, minta nikah aja sik, tapi jangan ada embel-embel 'mumpung masih hidup' sesak tahu rasanya. Lagian anakmu (diperhalus) ini juga bukannya ga mikir, tapi emang kalau belum tiba waktunya, mau gimana? tunggu saja sampai Tuhan bilang Ya, tiba saatnya kamu menikah," JLEB!!! mendadak jawaban bijak, padahal itu adalah amunisi terakhir yang keluar secara tidak sengaja karena sudah bercampur es mony, eh emosi.. hiks.
Tak hanya dari orangtua, dari keluarga dekat, teman, sahabat, bahkan dari teman yang baru teman pun sudah langsung membombardir (biar kekinian dengan peristiwa bom yang terjadi di Negeri ini saat ini) dengan pertanyaan teror tersebut.
"Percuma banyak jalan, kalau toh pulangnya ke Indo masih tetap jomblo,"
"Gimana Chay, masih sehat disana? kapan balik ke Indo? Jangan pulang sebelum bawa mantu buat emak babe lu ya,"
"Kapan nikah? Sudah terima saja perjodohan itu,"
"Kok aku yakin banget ya, kalau kamu ama sahabatmu itu bakal jodoh. Udah lamar saja. Perempuan ga salah duluan melamar sekarang. Kan emansipasi,"
"Chay, umur berapa dulu cita-citamu menikah? 28 kan? sudah kedalwarsa setahun lo.. buruan ih," -Pret kam.. sahabat apaan loh!!! lempar petasan cabe-
Ada lagi pertanyaan ngeselin, tapi saya anggap sebagai bentuk PER-HA-TI-AN. "Coba deh Chay, buka hati, buka diri, jangan terjebak masa lalu, trus tampil pure 100 persen as a women who need the nice guy to carry on as a partner in yo life," - Maksud lo gue harus berubah menjadi orang lain, tampil cetar ala Syahrini? lo tau apa masalah gue, masa lalu gue? (sambil pilin-pilin kerah baju, monyong-monyongi bibir dengan suara serak mau nangis ala sinetron Putri Yang Tertukar)-
ARGHHHH, baru kali ini pertanyaan teror tersebut menjadi bahan pikiran. Kadang, duduk termenung sambil menyeruput teh manis panas, (hweeekkk... lalu lidah terbakar.. ya jelas saja, masih panas banget, langsung seruuput banyak... haaaah haaalaah.. panas panas sekali). Namun tetap, kembali ke pemikiran awal, kembali menjadi penganut JODOH di TANGAN TUHAN. Ga ada yang namanya jodoh lo kabur karena lo terlalu milih-milih, ga ada yang namanya jodoh lo susah karena lo udah kelewat batas usia sehingga Tuhan lepas tangan. Meski kadang menertawakan meme tersebut, saya masih penganut setia, yang namanya perjalanan hidup termasuk JODOH sudah diatur sama Tuhan. Kalau DIA berkehendak saat ini harus menikah, sekuat apa pun saya menentang takdir, saya pasti menikah. Kalau DIA bilang belum waktunya menikah, dan saatnya akan diputusin pacar, sekuat apa pun saya menggenggam, pasti akan berpisah.
TUNGGU saja, karena DIA menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya dan dengan caraNya. Bisa saja yang ada di dekatku, bisa saja bertemu dalam sebuah perjalanan, atau bisa saja bertemu pas kesenggol dimana gituh, lalu tumbuh benih-benih, dan.. hallah.
Dan saya percaya, Tuhan sebenarnya sudah menyediakan laki-laki yang baik buatku, menjadi pendampingku kelak. Hanya saja kami belum bertemu. lha!!! ***
Hiks
ReplyDeletesedih yak filmnya.. aku terharu.. :))
Deleteaku ampe berurai air mata, #tolong lapin mata adek kak pake tisu
DeleteBerurai air mata? Kamu lagi nonton sinetron Turki, Elif? #sodorinsapulidi
DeleteNumpang nyengir
ReplyDeletehahaha
DeleteAku tahu dari siapa pertanyaan yang ini "Percuma banyak jalan, kalau toh pulangnya ke Indo masih tetap jomblo," wkwkwk. Aku nambahain juga ah Nanya kenapa di Kampung nggak minta balikan sama mantan? bhahaha
ReplyDeletekunci jawaban:
DeleteA. Karena mantan tidak ada yang satu kampung
B. Karena empat dari tujuh mantan sudah menikah
C. Karena tidak mau terjebak pada cinta revisi
D. Karena sesungguhnya balikan sama mantan itu ibarat (aaaah kaya ga punya laki-laki lain aja baliknya ke mantan mulu)
E. Karena... (Habis ide soal mantan) wkwkwkw
Jawabannya dilingkari di scannable form ya kak Lina.. Jgn sampai lewat batas lingkaran.. *lagiUN?? Hahaha
selagi masih jomblo mas ... puas puas kan dulu
ReplyDeletehidup jomblo
salam Arreza MP
DeleteHidup jomblo.. hahaha
btw, mas? mba keleussss... :))