Thursday, November 12, 2015

Canggihnya Toilet di Jepang


Toilet di stasiun Willer Express, Umeda Sky Building, Osaka (abaikan tasnya kakak (: )
HIDUP selama seminggu di Jepang membuatku mengagumi hal-hal baru yang kutemukan di negara Matahari terbit ini. Toilet menjadi salah satu hal yang unik yang aku temui.

Ini baru hari ke tiga menikmati perjalanan di Jepang, Sabtu (31/10). Sejak hari pertama tiba, sudah takjub dengan negara paling timur di dunia ini. Bayangkan saja, dari Bandara Internasional Haneda, setelah urusan imigrasi selesai, langsung menuju pembelian tiket.

Disana bertemu rekan warga Indonesia, Topan. Dia lantas membelikan kami tiket JR train atau kereta api dari Bandara Internasional Haneda menuju kawasan pendidikan di Tokyo, yakni kota Kita-Shinagawa. Masuk jalur keluar melewati mesin, wajib memasukkan tiket ke lubang kaya celengan.. Zzzut!!! Seketika itu tiket keluar di ujung sana. Ha?? Ini keajaiban pertama yang aku temui.

Mari cuci tangan.. --Ahh itu payungku tertinggal di hostel beserta jas hujan dan kue ocha yang manis.. :( --
"Iya, tiket itu nanti harus kita balikkan setelah sampai di stasiun tujuan sesuai harga tiket. Di stasiun tujuan, tiketnya akan tertelan mesin secara otomatis saat kita exit gate," jelas Topan.

Sekitar 30 menit, sampailah di penginapan Guest House Shinagawa. Rumah tersebut dari luar sangat kecil, khas rumah Jepang tapi tak bertingkat. Letaknya di tengah gang yang bersih. Meski rumahnya terkesan sederhana, eits tunggu dulu, masuk ke rumah sudah menggunakan Personal Identification Number (PIN).

Pintu terbuka, dan bukan langsung ruang utama melainkan lemari tempat menggantung jaket, di sebelahnya rak sepatu dan sandal, lalu satu tangga dengan pintu geser ala Jepang. Bau khas tatami alias tikar tradisional Jepang langsung menyeruak. Ya malam itu kami tidur di tatami dengan matras tipis dan selimut yang tebal. Cuaca malam itu sekitar 15 derajat Celcius. Sudah dingin untuk suhu tubuh rata-rata orang Indonesia.

Petualangan toilet pun dimulai dari sana. Toilet di Jepang umumnya terpisah dari kamar mandi. Toilet hanya menggunakan space kecil mulai satu meter persegi, yang ruangannya terpisah dari yang lain. Apa itu cukup? Cukup, bahkan lebih.

Ga butuh cebok pake tangan, tekan tombol aja langsung bersih.

Mari belajar tombol-tombol tecno-toilet ini sebelum digunakan..haha
Ukuran satu meter persegi itu terdiri dari toilet duduk. Toilet disini umumnya menggunakan merek Toto. Tombol siramnya ada yang dibagian atas, ada yang dibagian samping. Lantas dimana letak keajaibannya? Ada di sebelah toiletnya. Berbagai macam tombol bertuliskan bahasa Jepang dengan lampu kecil, bahkan ada juga tombol yang terpajang dengan rapi di dinding. Pendatang pasti bingung menggunakannya. Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk mempelajari seluruh fungsi tombolnya.

Namun, itu semua bisa dipelajari dari gambar tombol disana. Tinggal tekan saja sesuai gambar. Misalnya membersihkan, tekan tanda air tersiram ke atas,  tombol air panas dan dingin yang bisa diatur dengan volume, tombol deodorizer setelah digunakan, bahkan tombol bunyi saat kita butuh privasi di dalam pun ada. Pokoknya keajaiban ini cuma membutuhkan satu jari saja, jari telunjuk. Urusan bersih-bersih dan urusan alam di toilet pun beres. "Ya memang kita disini, tinggal duduk, lepaskan dan tekan, dan beres," ujar Nanami-chan, kenalan baru, seorang mahasiswa jurusan Seni Musik di Universitas Tokyo. Perbincangan itu kami lakukan saat perjalananku dari Shibuya Crossing ke kawasan wisata Kuil Meiji, melalui kawasan stasiun Harajuku.

Itu toilet di rumah atau penginapan. Lantas bagaimana dengan toilet publik di kawasan wisata dan pusat perbelanjaan? lebih ajaib lagi. Di pusat perbelanjaan Tsutaya, ruang sekecil itu bisa digunakan untuk meletakkan barang bawaan pengunjung, dudukan anak saat ibunya sedang merias atau buang air kecil, hingga meja pengganti popok bersanding dengan tissu dan sabun pembersih toilet. Bagaimana caranya? Semua tertempel rapi di dinding, tinggal membukanya secara otomatis apabila ingin digunakan.

Yang di pojokan itu tempat sampah, jangan buang tissu disana, tissu buang ke toilet, begitu peraturannya. Pantesan tempat sampahnya kecil yak.. hi hi

Di toilet manapun, kita akan selalu menemukan tombol-tombol ini
Ada lagi yang lucu. Toilet dengan pancuran di atasnya. Saat tombol plush atau pembersih disampingnya kita tekan, maka air dari pancuran diatas toilet tersebut akan mengalir ke lubang kecil. Tidak tahu apa artinya. Kalau untuk cuci tangan, kok ya ada washtafel dan kaca di dinding? Lantas ini buat apa? Pertanyaan itu akhirnya terjawab di hari ke tujuh penulis di Jepang.

Toilet ajaib dengan pancuran di atasnya. F.Net
Saat mengunjungi rumah teman semasa SMA, Santi di salah satu komplek mewah di kota Kawasaki, kawasan Kanagawa. Bertamu ke rumah tersebut, empat jam sebelum penerbangan pulang ke Indonesia. Membasuh diri sebentar, Eits, ketemu lagi bentuk toilet unik. Lantas oleh warga Jepang sangat menghargai privasi seseorang di toilet, dan sangat merasa bersalah apabila meninggalkan bau. Jadi fungsi pancuran tersebut adalah untuk mengalirkan wewangian ke dalam toilet saat proses pembersihan. Umumnya di bawah pancuran diletakkan deodorant atau pengharum. Wewangian itu nanti yang tersiram untuk meminimalisir bau. Oh begitu toh fungsinya? Padahal aku udah cuci tangan di sana lho saat di stasiun Harajuku.. hweks.. hiks.
Dari perjalanan ini, ada dua jenis urinoir yang umumnya dipakai di negara Matahari Terbit tersebut, yakni kloset duduk dengan bidet dan kloset jongkok. Kloset jongkok di negeri ini berbeda dari kloset jongkok yang ada di Indonesia. Kalau di Indonesia, kita membelakangi kloset, kalau di Jepang, kita menghadap kloset. Agak risih, tapi tetap, semuanya higienis dan semuanya menutup otomatis usai dipakai.

Begini caranya: Jongkok menghadap saluran pembuangan itu (Klo di Indonesia melakukannya dengan membelakangi, sebaiknya di Jepang hadapi lubang itu.. wkwk.. risih? yoiii ma mennn.. tapi ya itu, tinggal lambaikan tangan ke infra merah (flush yang tertempel di dinding, air pun akan tersiram otomatis.. bersih deh.. klo ga tahan liat aliran kotorannya, ya liat ke atas aja saat flush. menjijikkan memang tapi ini fakta lho. Ajaibkan? *ngakak

Keteraturan serta efisiensi ruang memang menjadi hal yang menakjubkan di Jepang. Tak hanya itu saja, kebersihan selalu menjadi nomor satu. Tidak ada perbedaan toilet di ruang publik dan rumah pribadi, semuanya bersih dan kering. ***

Regards,
Chaycya O Simanjuntak
Kyoto, Sabtu, 31 Oktober 2015

6 comments:

  1. Toiley aja banyak amat ya tombolnyaa.. Kayak ruang cockpit.. Hahaha

    ReplyDelete
  2. Huaaa... Tombol-tombol di toiletnya banyak banget :D
    Eh trus tempat sampah kecil di toilet itu buat buang apa donk?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba Dee..
      nah itu tempat buang pembalut, sisa rambut saat sisiran, etc. Itu petugasnya selalu ambil setiap tempat sampahnya penuh. keren banget, kaya ada signal, tau aja klo tpt sampahnya udah penuh.. Jepang emang keren!!!

      Delete
  3. Apa aku kudu kursus toilet dulu gitu sebelum ke Jepang ya? Haha. Eh gambar toilet yang terakhir itu mirip toilet-toilet jongkok di Muka Kuning (negara mana ini ya?), Singapura dan malaysia. Tapi ya tetap dong menghadap ke belakang. Duh bisa hilang nafsu makan berhari-hari kalau arahnya dibalik kayak di Jepang, lihat aliran eek di kloset.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. ga usah kursus kak Lina.. learning by doing aja kaya aku.. jadi pengalaman di toilet Jepang pertama sekali itu, aku ampe dua kali bolak balik. Masing-masing rentang waktunya 15 sampai 20 menit untuk mempelajarinya.. hwahahahaha.. aku tekan semua tombolnya.. *aih katrok.. wkwkwk

      Delete