Monday, September 14, 2015

Asap Bikin Risau




Kabut asap di Batamcenter

SEMINGGU terakhir Batam diserang kepungan #Asap kiriman dari segala penjuru, khususnya dari Riau. Seminggu terakhir itu pula saya mengalami hidung mampet dan pening, serta mata pedih. Puji Tuhan, tenggorokan masih adem ayem. Mungkin karena minum air lemon panas tiap pagi.

Berbicara mengenai asap, ini hampir tiap tahun terjadi. Masih teringat 2013 lalu, betapa asap membuat segala aktifitas terganggu. Mencuci baju, kering jadi berabu dan berbau asap. Keluar rumah, jadinya terserang ISPA. Tak hanya itu, gegara asap, pacar pun batal datang ke Batam karena pesawatnya delayed dan akhirnya doi ngebatalin kunjungan ke kota kalajengking ini. (Untung lo dulu ga bilang "demi kamu lautan kuseberangi" hampir kujawab "gaya lo sleketep, gegara asap aja udah keder!!! Cowo apaan loh!!!")
Tetap Ngantor meski kabut asap
Puji Tuhan sik, meski udara dan langit Batam dipenuhi asap yang berbau saat ini, aktifitas pekerjaan ga terganggu, TAPIIIIII kesehatan terganggu. Saat ini asap membuatku risau. Betapa tidak, dimulai dari Minggu (13/9) sore hingga saat ini, asap makin pekat. Jarak pandang mata normal saja lima meter saja sudah kabur, apalagi saya yang sudah mengidap pluss minus mata ini? kalau tak pakai kacamata, ngeblurr sudah orang dua meter di depanku.

Parahnya, tadi malam, baru pulang kerja, rumah tinggal saya pun berasap. Asap masuk rumah mennnn. Asap membuatku risau. Asap yang awalnya hanya kelihatan di awan di kejauhan, kini sudah mulai merangsek masuk ke ruangan. Bernafas pun makin sesak. Dimana lagi tempat berlindung dari asap? rumah yang seyogianya paling aman ditempati juga sudah terkepung. Masa iya tidur pake masker, tutupin muka pake selimut? hellooooooo you think???

Kabut asap jarak dekat
Dear all, tahukah kamu? gempuran asap yang serangannya radius ribuan kilometer ini, apabila dihirup terus menerus lebih berbahaya dari asap nikotin rokok. Bukan tanpa alasan, ini menurut pernyataan Pakar Lingkungan Universitas Riau, Tengku Ariful Amri.

"Potensi gangguan asap rokok jauh lebih kecil karena hanya akan berbahaya bagi perokok langsung maupun perokok pasif. Sedangkan asap kebakaran lahan, tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga hilangnya keanekaragaman hayati serta mengganggu segala sektor, mulai dari pendidikan hingga perekonomian," kata Tengku Ariful Amri kepada Antara (kantor berita Indonesia) di Pekanbaru. (link lengkap di: http://health.liputan6.com/read/620877/asap-kebakaran-hutan-1000-kali-lebih-bahaya-dibanding-asap-rokok )

Tapi mari melihat daerah pusat asap di Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Status temenku seminggu ini membuat trenyuh. Sekolah tempat mereka mengajar di Pekanbaru diliburkan karena asap pekat yang berbahaya. Tak hanya itu, beberapa media cetak, online dan televisi, dua hari terakhir menayangkan seorang gadis kecil meninggal karena sesak nafas di Riau ( http://www.riauonline.co.id/2015/09/11/selamat-jalan-hanum-gadis-kecil-korban-ganasnya-asap-riau )  Lihatlah!! disadari atau tidak, asap telah membunuh satu generasi bangsa ini. Berapa korban lagi yang dibutuhkan supaya para 'mafia' asap ini berhenti membakar hutan untuk memperkaya diri sendiri?

Berapa lama lagi kelompok kepentingan di negeri ini supaya segera sadar? Hanya karena iming2 materi dari para mafia, mereka memperkaya diri sendiri. Tak peduli berapa ribu hektar hutan yang terbakar setiap hari di Kalimantan, Jambi, dan juga Riau, serta Sumatera Selatan.

Mereka menutupi kesalahannya dengan alasan "kebakaran lahan dan hutan dipengaruhi kemarau yang berkepanjangan dan jarang turun hutan". Alasan klasik. Lagi-lagi menyalahkan alam.. Lagi-lagi ibu pertiwi menjadi kambing hitam dari kerakusan mahluk bernama manusia, yang katanya mahluk paling sempurna di muka bumi. Nyatanya? manusia menjadi 'pembunuh' alam dan hayati di sekitarnya.

National Geographic merilis, 40 Persen Hutan Indonesia Sudah Hilang. Itu artinya, luntur sudah Negara ini sebagai paru-paru dunia. Hilang sudah. Lihatlah Kalimantan, Salah satu pulau besar di negeri ini yang menyumbang 70 persen hutan di Indonesia kini mulai merana. Pembalakan liar, pembukaan lahan batu bara telah menjadikan pulau ini hampir setiap tahun juga terserang asap. Berbagai flora dan fauna di dalamnya, yang menjadi kebanggaan Indonesia di dunia pun sudah mulai punah. Tinggal menunggu waktu saja (Ah semoga tidak)

Kawan, kukatakan padamu, asap ini berasal dari keserakahan. Keserakahan inilah yang merusak moral hingga sendi terpenting dari sebuah warga negara, kesehatan. Kalau negara-negara Eropa dan Amerika mengenal empat musim: spring, autum, winter,summer, dan negara yang dilewati garis equator dengan dua musim yakni hujan dan kemarau, kali ini Indonesia juga memiliki musim baru, ah mana ada baru, hampir tiap tahun wajib melewati musim ini, yaitu musim asap.

Dear pemangku jabatan di negeri ini, tolong selamatkan kami dari kepungan asap ini. Pak/bu pemangku jabatan, cukuplah asap sate yang enak dan wangi dihirup dan siap kami beli dengan uang. Kalau asap hutan yang berhari-hari kami hirup? waaah.. cepat atau lambat, wargamu bisa sengsara pak/bu, sakit. Bukan hanya sakit tubuh, tapi bisa sakit jiwa yang mengakibatkan umpatan dan melecehkan kalian. Tak hanya itu, MOHON bertindak cepat, sikat segera para pembakar hutan mulai pemilik, maupun eksekutornya. Mereka selalu membuat langit kami selalu putih atau abu-abu pekat yang berbahaya. Bayangkan pak, berapa juta partikel racun yang kami hirup dari asap ini setiap hari? uang jajan yang seharusnya digunakan untuk beli makan, kini beralih fungsi jadi membeli obat atau pun masker untuk menangkal asap jahanam ini.

Dear warga, yuuuuk melawan asap ini dengan memakai masker. Mari masing-masing jaga kesehatan. Tak cukup hanya mengumpat pemerintah, pelaku pembakaran hutan dan menyalahkan siapa-siapa. Kita sendiri yang menjaga tubuh kita, kita sendiri yang rugi kalau kita sakit. Siapa yang memperhatikan? ah sekelumit hanya prihatin. KITA WAJIB PEDULI pada diri sendiri.

Mari berDOA juga, semoga hujan turun meredam asap ini. Berdoa juga semoga para pelaku diberi KESADARAN, dan berdoa juga semoga Tuhan melindungi ribuan TNI dan sukarelawan yang bertugas mematikan titik api sumber asap tersebut. ***

3 comments:

  1. doa nay udah terkabul bukk....hujan telah turun
    Alhamdulillah.

    ReplyDelete
  2. Musim asap....wah apa semua salah jokowow

    ReplyDelete
  3. akan selalu terjadi jika sistemnya tidak diubah... hanya bisa berharap para pembuat kebijakan lebih bijaksana

    salam
    helm sepeda onthel

    ReplyDelete