Begini pandanganku..
PS: Mendalami suatu jalan yang kau anggap benar, itu adalah hakmu. Namun jangan menjelekkan secara terbuka apa yang menjadi keyakinan seseorang, seolah apa yang kau pegang erat itu benar dan sangat benar diatas benar. Fanatik keluar hanya akan menimbulkan perpecahan dan cemoohan, jadilah teguh, fanatiklah kepada diri sendiri, dengan begitu kamu bisa mencintai perbedaan. Keyakinan secuil, sudah merasa pengetahuan agama sudah sangat tinggi. Aku tidak akan terpengaruh, dan akan tetap menghormati perbedaan itu. Pegang apa yang kau yakini, aku memegang apa yang saya yakini, mari saling menghargai dan jangan menjelekkan supaya yang lain jangan mencari-cari kesalahanmu. Jangan egois. Aku mengenalmu, bahkan sempat menjadikannmu sahabat, aku menyadari kau memanfaatkan, namun beruntung, aku tersadar disadarkan, kau EGOIS dan sepertinya tidak berubah lagi....jalani jalanmu, terimakasih pada Tuhan dan bumi, aku pernah mengenalmu, selanjutnya dimasa mendatang, mari saling menghargai tanpa saling sikut. Aku diam, supaya menghentikan fanatisme pikiran keegoisan yang kau anggap sebagai sebuah kepintaran. Mari saling instrospeksi diri. Sudah benarkah anda??
Chaycya, GR
12.39 am, July,2nd2011
Ada kalanya saat mahluk hidup sempurna itu sedang mendalami sesuatu hal yang menurutnya wajar dan mampu membuka akses menuju keillahian, dia terjerumus.
Terjerumus, tentu saja bukan jatuh tapi salah pilih arah, salah kaprah.
Ketika menikmati teori, lalu berpeluang merealisasikannya ke dunia nyata dan menjalaninya, sangat jauh sekali. Dia cenderung memakai dunia yang dipikirannya, mengartikan dengan harfiah, lalu menganggap apa pernyataan teori yang menganggap lainnya buruk, buruk. Seburuk-buruknya, bahkan ketuhanan yang diyakini seseorang dengan yang lain, dia anggap nista dan cenderung menganggap apa yang dipegangnya baik.
Ada pernyataan begini, "Saat di padang gurun, banyak para musafir memilih jalan berbeda mencapai piramida di Mesir".
Mereka tidak berdebat bahwa jalan mereka lebih benar, dekat, dan banyak oase saat menuju piramida itu, tapi mereka mempersilahkan satu sama lain memilih jalan sendiri-sendiri sesuai tuntunan hatinya, dengan satu tujuan: PIRAMIDA"
Saya kira begitu juga saat menjalani hidup dan mencapai nirwana.
Jangan membelot ke kanan dan ke kiri.
Jangan menyikut ke samping, dan jangan timpang sebelah.
Artikan makna seperti yang seharusnya ada, dan berpikirlah ada banyak manusia dengan tujuan yang sama disamping anda.
Menganggap diri seolah benar dan paling yakin, silakan perbuat bagi diri sendiri, dan jangan bagi orang lain bila memang anda belum mampu.
Peace on Earth.
Terjerumus, tentu saja bukan jatuh tapi salah pilih arah, salah kaprah.
Ketika menikmati teori, lalu berpeluang merealisasikannya ke dunia nyata dan menjalaninya, sangat jauh sekali. Dia cenderung memakai dunia yang dipikirannya, mengartikan dengan harfiah, lalu menganggap apa pernyataan teori yang menganggap lainnya buruk, buruk. Seburuk-buruknya, bahkan ketuhanan yang diyakini seseorang dengan yang lain, dia anggap nista dan cenderung menganggap apa yang dipegangnya baik.
Ada pernyataan begini, "Saat di padang gurun, banyak para musafir memilih jalan berbeda mencapai piramida di Mesir".
Mereka tidak berdebat bahwa jalan mereka lebih benar, dekat, dan banyak oase saat menuju piramida itu, tapi mereka mempersilahkan satu sama lain memilih jalan sendiri-sendiri sesuai tuntunan hatinya, dengan satu tujuan: PIRAMIDA"
Saya kira begitu juga saat menjalani hidup dan mencapai nirwana.
Jangan membelot ke kanan dan ke kiri.
Jangan menyikut ke samping, dan jangan timpang sebelah.
Artikan makna seperti yang seharusnya ada, dan berpikirlah ada banyak manusia dengan tujuan yang sama disamping anda.
Menganggap diri seolah benar dan paling yakin, silakan perbuat bagi diri sendiri, dan jangan bagi orang lain bila memang anda belum mampu.
Peace on Earth.
PS: Mendalami suatu jalan yang kau anggap benar, itu adalah hakmu. Namun jangan menjelekkan secara terbuka apa yang menjadi keyakinan seseorang, seolah apa yang kau pegang erat itu benar dan sangat benar diatas benar. Fanatik keluar hanya akan menimbulkan perpecahan dan cemoohan, jadilah teguh, fanatiklah kepada diri sendiri, dengan begitu kamu bisa mencintai perbedaan. Keyakinan secuil, sudah merasa pengetahuan agama sudah sangat tinggi. Aku tidak akan terpengaruh, dan akan tetap menghormati perbedaan itu. Pegang apa yang kau yakini, aku memegang apa yang saya yakini, mari saling menghargai dan jangan menjelekkan supaya yang lain jangan mencari-cari kesalahanmu. Jangan egois. Aku mengenalmu, bahkan sempat menjadikannmu sahabat, aku menyadari kau memanfaatkan, namun beruntung, aku tersadar disadarkan, kau EGOIS dan sepertinya tidak berubah lagi....jalani jalanmu, terimakasih pada Tuhan dan bumi, aku pernah mengenalmu, selanjutnya dimasa mendatang, mari saling menghargai tanpa saling sikut. Aku diam, supaya menghentikan fanatisme pikiran keegoisan yang kau anggap sebagai sebuah kepintaran. Mari saling instrospeksi diri. Sudah benarkah anda??
Chaycya, GR
12.39 am, July,2nd2011
Post a Comment