Segala bentuk bencana dan perpisahan itu pasti menyakitkan.
Menyisakan duka bagi mereka yang merasakan langsung..
Mengakibatkan simpati dan air mata bagi mereka yang melihat dari jauh.
Simpati, empati, itulah yang kurasakan sekarang.
Semua porak poranda..
Hanyut dalam hitungan detik..
Kuasa Tuhan itu terbuktikan..
Bayangkan kapal dan rumah yang menurut manusia tidak dapat dipindahkan sekejap, tapi itu terbantahkan kembali.
Tsunami Aceh, kapal terdampar di kota..
Tsunami Jepang, puluhan kapal di dermaga terlempar ke kota
Menembus jembatan,
Meluluhlantakkan ratusan rumah besar hanya dalam hitungan detik..
Pusaran, tekanan, jerit tangis, teriak minta tolong..
Dunia berduka..
Serambi mekah di negeriku juga pernah merasakannya..
Kini, Setelah satu dasawarsa era milenium berlalu,
Dunia berduka..
Kaum sosialis menyatakan 'Mari membantu mereka..'
Kaum liberalis mengatakan 'Aku berduka buat Jepang..'
Kaum Oportunis mengatakan 'Ah bencana itu pasti berlalu, hadapi apa yang ada sekarang'
Sementara Kaum religius mengatakan 'Mari berdoa bagi Jepang'
Semua baik dan peduli
Tapi,....
Tuhan..
Berapa banyak lagi kawasan di dunia ini Engkau tegur..
Semua benua Engkau sentuh..
Inikah tanda itu?
Belum cukupkah Tuhan?
Keluarga hujan air mata,
Ratusan jenazah terdampar di pesisir Sendai dan Miyagi..
Aku memohon, Cukup Tuhan...
Akankah ini akhir dari dunia?
Sampai kapan kami bertahan akan semua ini..
Cukup, cukup Tuhan..
PS: My deep condolence n Simpathy to every people citizen in Japan...(Powerful quake and tsunami in Sendai, Japan, Friday 3112011)